Liputan6.com, Jakarta - Partai Hanura sebagai pengusung Jokowi-Ma'ruf tidak mendapat kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju. Wasekjen Hanura, Bona Simanjutak mengaku kaget dengan keputusan Jokowi. Dia menyebut partainya sudah berdarah-darah saat Pilpres 2019.
"Kalau istilah Pak Erick berkeringat, kami berdarah-darah. Kalau ingat relawan berkeringat tapi parpol tidak ada kursi (menteri)," kata Bona Simanjutak saat diskusi Polemik di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10/2019).
Baca Juga
Bona menyebut lantaran fokus pada pemenangan pilpres, Hanura sampai melupakan pileg dan akhirnya tidak mendapatkan kursi di parlemen.
Advertisement
"Berjalannya waktu hanya gerakan cukup masif saat Jokowi berkampanye. Dan tetapi dalam perjalanan kami memang harus berkorban sehingga tak ada lagi kursi di parlemen. Kalau ikhlas, kader belum. Kami masih menunggu ke depan, masih terus bergulir," jelas dia.
Meski kecewa, Bona menegaskan Hanura tidak akan menjadi oposisi. "Kalau oposisi kami tidak, kami dukung dari awal. Partai lain masuk dapat jatah menteri, benar demokrasi turun," kata Bona.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jokowi Minta Maaf Tidak Bisa Akomodir Semua Pihak
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa mengakomodir semua pihak untuk duduk di kursi menteri maupun wamen.
"Itulah meritokrasi, ada yang terpilih, ada yang tidak terpilih, karena memang melalui sistem seleksi. Jadi saya mohon maaf tidak bisa mengakomodir semuanya karena ruangnya hanya 34," kata Jokowi.
Advertisement