Uji Coba Kanalisasi Kendaraan di Puncak Bogor Ditunda Desember

Ada beberapa faktor sehingga uji coba sistem kanalisasi 2 lajur kendaraan ke atas Puncak Bogor dan 1 lajur ke bawah ditunda.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 31 Okt 2019, 15:59 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2019, 15:59 WIB
Sistem Kanalisasi 2-1 Jalur Puncak Bogor Diuji Coba
Petugas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) berdiri sambil membawa papan imbauan saat uji coba sistem kanalisasi 2-1 Jalur Puncak di kawasan Gadog, Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/10/2019). (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Uji coba kedua sistem kanalisasi 2:1 di jalur Puncak Bogor, ditunda. Rencananya, uji coba rekayasa lalu lintas pengganti buka tutup jalur atau one way ini dilaksanakan 3 November 2019 mendatang.

Penundaan sistem kanalisasi setelah dilakukan rapat antara Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek dengan kepolisian dan Pemerintah Kabupaten Bogor di Kantor Bupati Bogor, Kamis (31/10/2019).

"Disepakati bahwa pelaksanaan uji coba kedua ditangguhkan dan akan dilaksanakan awal Desember mendatang," ujar Sekretaris BPTJ Hindro Surahmat.

Ia membantah jika belum maksimalnya uji coba kanalisasi pertama karena perencanaan yang kurang matang. "Sebelum diuji coba kita sudah 9 kali rapat koordinasi dan beberapa kali survei lapangan," kata dia.

Menurutnya, ada beberapa faktor sehingga uji coba sistem kanalisasi 2 lajur kendaraan ke atas dan 1 lajur ke bawah ditunda. Pertama, karena berbenturan dengan jadwal pencoblosan pemilihan kepala desa (Pilkades) di Kabupaten Bogor.

"Yang dikhawatirkan terjadi pergerakan massa. Itu kita hindari," kata Hindro

Kedua, belum selesainya proyek pelebaran jalan di jalur Puncak Bogor sehingga menjadi hambatan pada saat uji coba kanalisasi kendaraan.

Bahkan, masih ada sejumlah tiang listrik maupun lampu Penerangan Jalan Umum (PJU), yang berdiri di bahu jalan dampak adanya pelebaran jalan.

"Hambatan lainnya yang harus segera diselesaikan, yaitu penyempitan jalur atau bottleneck di beberapa ruas jalan dan parkir liar.

"Tapi kami berharap sebelum tanggal itu sudah selesai, termasuk pelebaran jalan supaya kita bisa lakukan uji coba secepatnya," terang Hindro.

Hindro mengakui uji coba kanalisasi pertama pada 27 Oktober kemarin dinilai belum berhasil. Beberapa hambatan tersebut menyebabkan terjadinya kemacetan dari kedua arah di jalur Puncak Bogor. Kondisi ini membuat pihak kepolisian melakukan diskresi dengan memberlakukan satu arah ke Jakarta.

"Dari beberapa temuan sebelumnya kita rumuskan kembali teknis di lapangan seperti apa. Apakah uji coba nanti dilaksanakan hari Sabtu atau Minggu dan sistemnya 2:1 atau sebaliknya itu nanti dibicarakan lagi." terang Hindro.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kanalisasi Pasti Akan Diterapkan

Sistem Kanalisasi 2-1 Jalur Puncak Bogor Diuji Coba
Kondisi lalu lintas saat saat uji coba sistem kanalisasi 2-1 Jalur Puncak di kawasan Gadog, Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/10/2019). BPTJ bersama Pemkab dan Polres Bogor melakukan uji coba kanalisasi 2-1 Jalur Puncak pada 27 Oktober dan 3 November 2019. (merdeka.com/Arie Basuki)

Ia menyatakan, sistem kanalisasi dipastikan akan diterapkan usai uji coba kedua. Sistem ini untuk mengganti rekayasa lalu lintas buka tutup jalur Puncak yang sudah berlangsung sejak 1985 itu. Sebab, dengan sistem one way ini banyak masyarakat maupun para pengusaha merasa terganggu.

"Banyak masyarakat aksesnya terganggu dengan satu arah. Nah ini menjawab keinginan masyarakat lebih dari 30 tahun mengganti sistem satu arah dengan rekayasa lalu lintas lain," terangnya.

Sementara itu, Direktur Taman Safari Indonesia, Jansen Manangsang mendukung diterapkannya sistem kanalisasi di jalur Puncak. Sebab, sistem ini merupakan bagian dari program Save The Puncak.

Menurutnya, masyarakat khususnya pelaku usaha di Puncak sudah jenuh dengan sistem rekayasa arus lalu lintas one way. Akibat sistem ini pendapatan tidak pernah naik.

"Semoga dengan sistem rekayasa arus lalu lintas kanalisasi 2:1, animo masyarakat dan wisatawan tidak terbatas lagi," kata dia.

Tak hanya itu, waktu tempuh para wisatawan lebih lama karena bagi yang terjebak one way mereka harus menunggu hingga 4 jam di tol.

"Kalau kanalisasi kan kendaraan masih bisa gerak meskipun berjalan lambat. Dan wisatawan bisa berhenti dulu di warung. Coba kalau terjebak di tol, mau ke toilet enggak ada, warung juga jauh," terang Jansen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya