Mahfud Md: Kita Tangani Orang Radikal, Tak Peduli Islam atau Tidak

Mahfud Md meminta semua pihak tak mendramatisir, seakan-akan pemerintah hanya memerangi kelompok tertentu.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 01 Nov 2019, 02:03 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2019, 02:03 WIB
Mahfud MD
Menko Polhukam Mahfud Md (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menegaskan, pemerintah tak pernah menyatakan umat Islam itu radikal. Menurut dia, pemerintah akan menangani orang-orang berpaham radikal, tanpa peduli Islam atau bukan.

"Kita menangani orang-orang radikal, tidak peduli Islam atau tidak. Bahwa kebetulan ada Islam karena radikalnya, bukan Islamnya," kata Mahfud di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (31/10/2019).

Mahfud menjelaskan, radikalisme adalah suatu kelompok atau paham yang ingin mengganti dasar dan ideologi negara. Mereka, kata dia, ingin mengganti dasar dan ideologi negara dengan melawan aturan.

Selain itu, dia menilai bahwa gerakan tersebut berupaya merusak cara berpikir generasi baru. Sehingga, menyebabkan anak-anak muda menganggap bernegara dan konstitusi yang diterapkan saat ini salah.

"Itu dia orang Islam atau bukan orang Islam, kalau melakukan itu adalah radikal," ucap Mahfud Md.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Jangan Mendramatisir

Mahfud MD
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD melambaikan tangan saat tiba di kompleks Istana, Jakarta, Senin (21/10/2109). Kedatangan Mahfud MD berlangsung jelang pengumuman menteri Kabinet Kerja Jilid II oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Mantan Ketua MK itu menjelaskan, faktanya ada kelompok-kelompok kecil yang radikal. Dia meminta semua pihak tak mendramatisir, seakan-akan pemerintah hanya memerangi kelompok tertentu.

"Itu bukan Islamnya atau tidak Islamnya. Siapapun kan ditindak. Ada orang lalu secara mensimplifikasi persoalan, "Itu kok Islam semua yang ditindak'. Enggak juga. Buka data siapa saja yang ditindak karena melawan ideologi kan banyak. Bukan hanya orang Islam," jelas Mahfud.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajarannya untuk melakukan upaya serius untuk mencegah meluasnya gerakan radikalisme di Indonesia. Jokowi lalu melempar wacana merubah istilah radikalisme dengan manipulator agama.

"Atau mungkin enggak tau, apakah ada istilah lain yang bisa kita gunakan, misalnya manipulator agama. Saya serahkan kepada pak Menko Polhukam untuk mengkoordinasikan masalah ini," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kanto Presiden, Kamis (31/10/2019).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya