Hukum Ziarah Kubur yang jadi Tradisi Jelang Ramadhan, Simak Penjelasan UAH dan UAS

UAH menyebutkan satu hadis tentang ziarah kubur. Ia menyampaikan bahwa Rasulullah SAW pernah melarang umatnya ziarah kubur di awal-awal kemunculan Islam, kemudian mencabut larangan tersebut dan dianjurkan melakukan ziarah ke makam.

oleh Muhamad Husni Tamami Diperbarui 22 Feb 2025, 12:30 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2025, 12:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH) dan Ustadz Abdul Somad (UAS)
Kolase Ustadz Adi Hidayat (UAH) dan Ustadz Abdul Somad (UAS). (YouTube Adi Hidayat/Instagram @ustadzabdulsomad_official)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat atau UAH mengatakan, ziarah secara bahasa dimaknai kunjungan. Ziarah bukan hanya mengunjungi kepada orang yang wafat, tapi juga bisa diartikan mengunjungi orang yang masih hidup. Lantas, bolehkah mengunjungi orang yang wafat alias ziarah kubur?

“Boleh. Apa yang dikunjunginya? Kuburannya. Makanya ada istilah ziarah kubur, mengunjungi orang yang wafat dalam kuburnya. Apa yang dilakukan? Mendoakan mereka,” kata UAH dikutip dari YouTube Zhafran Channel, Jumat (21/2/2025).

UAH menyebutkan satu hadis tentang ziarah kubur. Ia menyampaikan bahwa Rasulullah SAW pernah melarang umatnya ziarah kubur di awal-awal kemunculan Islam, kemudian mencabut larangan tersebut dan dianjurkan melakukan ziarah ke makam.

Mengapa ziarah kubur sempat dilarang di zaman Nabi Muhammad SAW? UAH mengungkapkan bahwa kebiasaan orang jahiliyah ketika ada yang meninggal dunia adalah meratap terlalu berlebihan. Di sisi lain, iman orang yang mengikuti Rasulullah SAW masih lemah karena belum ada penguatan ketauhidan.

“Di awal-awal iman masih lemah, karena belum ada penguatan tauhid yang kuat. Muncul kebiasaan itu (meratapi berlebihan ketika ada yang meninggal), maka ziarah kubur dilarang oleh Nabi SAW untuk sementara waktu,” jelas UAH.

“Kenapa dilarang? Bukan gak boleh ziarah. Larangannya karena dikhawatirkan ketika ada orang meninggal tradisi tadi lebih kuat daripada awal-awal keislaman muncul seperti itu, sehingga iman yang seharusnya muncul itu terbatasi oleh nilai-nilai tradisi yang tadi,” tambahnya.

Setelah imannya dirasa kuat, bisa membedakan mana hal yang dapat meningkatkan iman dan tidak, akhirnya Rasulullah SAW membolehkan kembali ziarah kubur. “Jadi, ziarah kubur hukumnya boleh,” kata UAH

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Cara Ziarah Kubur dan Larangannya 

tata cara ziarah kubur orang tua
tata cara ziarah kubur orang tua ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

UAH membeberkan, ziarah kubur diawali dengan salam kepada ahli kuburnya. Kemudian mendoakan mereka. Misalnya, mendoakan agar Allah SWT selalu mengalirkan pahala kepada mereka dan Allah SWT berikan kekuatan kepada keluarga yang ditinggalkan.

“Selesai, itulah ziarah kubur. Lalu sampaikanlah, ‘Ya Allah kami pun sadar kapan pun akan diwafatkan, maka wafatkanlah ya Allah seperti engkau wafatkan mereka dalam keadaan yang terbaik’,” kata UAH.

“Kata nabi, cara terbaik meningkatkan iman adalah dengan berziarah atau ingat pada kematian. Sering lewat alam kubur mengingatkan kita mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ujar UAH.

UAH mengingatkan ada perkara yang dilarang dalam ziarah kubur dan kerap kali masih dilakukan oleh beberapa muslim. Apa yang tidak boleh dilakukan saat ziarah kubur? Adalah meminta-minta kepada orang yang di dalam kubur, bukan kepada Allah SWT.

“Jadi yang dilarang itu minta-minta pada yang tidak dibenarkan. Kalau ziarah kuburnya gak ada masalah,” tandas UAH.

Kata UAS, Rasulullah juga Ziarah Kubur

Ustadz Abdul Somad
Ustadz Abdul Somad Official. (Foto: YouTube Ustadz Abdul Somad Official)... Selengkapnya

Ustadz Abdul Somad alias UAS mengatakan bahwa Rasulullah SAW menziarahi makam-makam sahabat di Uhud beberapa hari menjelang wafatnya. Ziarah tersebut seolah mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang berada di Uhud.

“Jadi, tentang masalah ziarah kubur tidak ada ikhtilaf di antara ulama. Kita boleh berselisih pendapat kalau pada masalah itu ada ikhtilaf. Boleh kata Maliki, gak boleh kata Hambali. Boleh kata Syafi'i, tak boleh kata Hanafi,” kata UAS, dikutip dari YouTube Ustadz Abdul Somad Official.

Menurut UAS, hadis tentang ziarah kubur termasuk hadis qauli dan fi’li. Maka tidak ada yang bisa mengelak dari ziarah kubur. Sebab, kedua dalilnya menunjukkan tentang disunnahkannya berziarah ke makam orang-orang beriman.

Tradisi Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan

tujuan ziarah kubur
tujuan ziarah kubur ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Rasulullah SAW tidak menyebutkan waktu-waktu tertentu dalam ziarah kubur. Meski begitu, Kendati demikian, ziarah kubur marak dilakukan umat Islam menjelang Ramadhan dan pagi Idulfitri.

Soal waktu-waktu tersebut, ulama Al Azhar Syekh Athiyah Saqr menjelaskannya dalam kitab Fatawa Al Azhar bahwa hukum yang berlaku dalam ziarah kubur adalah hukum umum.

“Jadi, orang berziarah terserah dia. Mau pagi mau petang, mau siang, mau malam, mau menjelang Ramadhan, mau di bulan Ramadhan, mau menjelang Idul Fitri, mau di pagi Idulfitri, maka silakan ziarah,” tutur UAS menjelaskan.

Menurut UAS, bulan mulia seperti Ramadhan mesti disambut dengan kesucian hati. Salah satu menyucikan hati dengan cara mengingat mati melalui ziarah kubur. Maka dari itu, umat Islam memanfaatkan waktu di akhir-akhir Sya’ban untuk berziarah kubur.

“Cukuplah kematian itu sebagai nasihat. Ada nasihat yang berbunyi menggelegar. Ada nasihat yang disampaikan alim ulama. Ada nasihat yang tak bersuara. Ada nasihat yang tak berkata-kata. Nasihat bukan yang dituliskan tinta pena di atas kertas. Nasihat tak bersuara dan tak berhuruf. Nasihat itu diam. Nasihat itu adalah kematian,” beber UAS.

Ziarah kubur jelang Ramadhan ditujukan agar hati mengingat mati sehingga ibadahnya lebih khusyuk, seakan-akan inilah Ramadhan yang terakhir.

“Semakin berziarah sebelum Ramadhan (semakin) menguatkan keyakinan bahwa dia akan mati menghadap Allah. Rumah ditinggal,  kendaraan ditinggal, keluarga ditinggal, yang dibawa hanya amal,” katanya.

Berdasarkan penjelasan UAS, ziarah menjelang bulan suci Ramadhan tidak ada perintah dan tidak ada larangan. Namun, alangkah indahnya jika kita menyucikan hati dengan mengingat mati melalui ziarah sebelum memasuki bulan Ramadhan. Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya