Wadah Pegawai KPK Harap Publik Tak Lupa Kasus Novel Baswedan

Wadah Pegawai KPK yakin Presiden Jokowi beserta pihak Kapolri Idham Azis bisa mengusut dan menangkap penyerang air keras terhadap Novel Baswedan.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2019, 17:01 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2019, 17:01 WIB
WP KPK Silaturahmi Idul Fitri ke Rumah Novel Baswedan
Penyidik KPK Novel Baswedan saat memberi keterangan pers di sela silaturahmi dengan WP KPK di kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (17/6). Silaturahmi digelar dalam rangka Idul Fitri. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan tenggat waktu kepada Polri untuk mengungkap kasus penyerangan air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan hingga awal Desember 2019.

Sebelumnya, Jokowi memberikan waktu tiga bulan untuk Polri mengusut kasus tersebut, namun hingga kini belum diketahui siapa penyerangnya.

Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berharap, publik tidak lupa dengan kasus penyerangan air keras yang menimpa Novel Baswedan. Wadah pegawai juga meminta masyarakat terus menagih pengusutan kasus tersebut.

"Yang penting bagi kami sekarang merawat ingatan, jangan sampai lupa terhadap kasus penyerangan penyidik KPK," kata Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo ketika dihubungi merdeka.com, Sabtu (2/11/2019).

Pihaknya, kata dia, akan menunggu hasil dari pihak kepolisian. Dia yakin Presiden Jokowi beserta pihak Kapolri Idham Azis bisa mengusut dan menangkap penyerang air keras terhadap Novel Baswedan.

"Ya tetap tunggu. Ya kita lihat Desember nanti. Beliau punya ahli-ahli di bidang kepolisian, tentu satu bulan ini beliau pikirkan masak-masak sebelum pertimbangan penuh sebelum diberikan awal Desember pelakunya akan terungkap," kata Yudi.

Novel Baswedan menjadi korban penyerangan dengan air keras oleh dua orang pria yang tak dikenal pada Selasa 11 April 2017. Saat itu, Novel baru saja pulang salat subuh dari Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, kelapa Gading, Jakarta Utara. Air keras mengenai matanya. 

Setelah kejadian tersebut, Novel Baswedan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Kelapa Gading Jakarta Utara dirujuk ke Jakarta Eye Center di Menteng, Jakarta Pusat. Kemudian ia menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura pada 12 April 2017.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Harapan KPK

Febri Diansyah
Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengungkapkan harapan institusinya kepada Kapolri Jenderal Idham Azis, terkait pengungkapan kasus penyiraman air keras tehadap penyidik KPK Novel Baswedan.

"Ya semoga bisa ditemukan," kata Febri singkat di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat 1 November 2019, malam.

Selain kasus Novel, Febri juga berharap, teror yang menimpa pegawai lain dan pimpinan KPK Laode Syarif dan Agus Rahardjo bisa diungkap Polri di bawah pimpinan Idham Azis.

"Ini bukan sekadar soal kasus per kasus saja tetapi ini serangan terhadap penegak hukum yang sedang bekerja," jelas Febri.

Presiden Jokowi sendiri memberi tenggat waktu tambahan kepada Polri dan timmnya untuk mengungkap siapa dalang di balik kasus Novel Baswedan tersebut. Waktu tambahan diberikan kepada Polri di bawah kepemimpinan Idham Azis yakni selama satu bulan ke depan.

"Saya sudah sampaikan ke Kapolri baru, saya beri waktu sampai awal Desember," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat 1 November 2019.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya