Cerita Nadiem Tanya Jokowi Saat Diminta Menjadi Mendikbud

Nadiem Makarim menyebut, selama hampir satu tahun belakangan sering berdiskusi dengan Jokowi dan memberikan masukan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 06 Nov 2019, 16:13 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2019, 16:13 WIB
Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengaku sempat mempertanyakan keputusan Presiden Jokowi yang memilihnya sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju.

Hal itu disampaikan Nadiem pada rapat pertama dengan Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, Rabu (6/11/2019).

"Menjawab pertanyaan pak pimpinan mengapa kenapa saya, karena lucu sekali, karena saya juga mempertanyakan pada Pak Jokowi waktu beliau meminta. Bapak, kenapa saya ya. Yakin?" kata Nadiem saat rapat dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta.

Nadiem menyebut, selama hampir satu tahun belakangan sering berdiskusi dengan Jokowi dan memberikan masukan terkait SDM masa depan, teknologi, dan bagaimana menghadapi revolusi 4.0.

"Dari diskusi kami selalu ujung-ujungnya berakar dari SDM yang unggul, sebenarnya walau saya bidang teknologi saya sadar apa yang bisa kami lakukan di dalam perusahaan saya sebelumnya itu sebenarnya bukan teknologi, tapi SDM yang mendukung inovasi itu. Manusianya yang bikin perusahaan ini bisa jadi besar dan berkembang," kata Nadiem

"Maka dari itulah Pak Presiden berpikirnya passion Nadiem di situ, yaitu SDM," kata Nadiem Makarim.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Inovasi

Nadiem Makarim
CEO Gojek Nadiem Makarim melambaikan tangan saat tiba di kompleks Istana, Jakarta, Senin (21/10/2109). Kedatangan Nadiem berlangsung jelang pengumuman menteri Kabinet Kerja Jilid II oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain faktor pengembangan SDM, dia menduga karena inovasi yang dilakukannya dibutuhkan di dunia pendidikan.

"Kedua karena bidang saya kerjaannya melakukan inovasi, ya bisa dibilang sehari-hari saya ciptakan ruangan kerja sifatnya inovatif dan mungkim menurut Pak Jokowi di pendidikan kita ada yang namanya lompatan, bahwa kita diam di tempat itu bahaya menurut Pak Presiden, jadinya untuk mencapai lompatan itu ada kesalahan ya itu normal dalam inovasi," ujarnya.

Alasan ketiga, umurnya yang masih muda dan wakil dari generasi milenial.

"Terakhir, adalah karena umur saya juga karena umur saya yang bisa mendekati memahami aspirasi pemuda Indonesia," Nadiem menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya