Cerita Mendagri Tito Karnavian tentang Papua dan Mi Instan Rp 100 Ribu

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian memuji pembangunan jalan Trans Papua.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Nov 2019, 16:54 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2019, 16:54 WIB
Tito Karnavian Pimpin Apel Perdana di Kemendagri
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjadi Inspektur upacara pada apel seluruh Pegawai Lingkup Kemendagri dan BNPP di halaman kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Dalam apel perdana ini Tito memberikan arahan kepada semua pegawai Kemendagri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian memuji pembangunan jalan Trans Papua. Sebab, dengan adanya jalan tersebut, harga kebutuhan masyarakat menjadi murah.

 

"Meng-connecting mulai dari Merauke sampai ke Boven Digoel, ke seluruh pegunungan tengah sampai nanti nembus ke Sorong. Itu kalau semua bisa di-connectivity seperti itu maka logistik akan turun," kata Tito Karnavian dalam pidatonya di Munas ke IV APPSI, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).

Mantan Kapolri itu kemudian bercerita soal pengalamannya saat bertugas di Papua. Dia mengungkapkan, saat itu, harga air mineral mencapai Rp 50.000 hingga Rp 100.000. Beda dengan di Jakarta yang berkisar Rp 6.000.

"Harga-harga di sana tahu sendiri, di daerah pegunungan, Aqua yang di tempat kita Rp 5.000-6.000 di sana bisa Rp 50.000-100.000 satu botol," ucap Tito Karnavian.

 

Soal Mi Instan Harga Selangit

Tito Karnavian Pimpin Apel Perdana di Kemendagri
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian memberikan keterangan kepada awak media usai apel seluruh Pegawai Lingkup Kemendagri dan BNPP di halaman kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Dalam apel perdana ini Tito memberikan arahan kepada semua pegawai Kemendagri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tak hanya itu, ketika dia bertugas di Kabupaten Puncak Jaya di sekitar daerah Gome dan Ilaga yang kala itu ada konflik. Tito pun sempat menginap di sana selama seminggu dengan menu makanan mi instan.

"Nginep di sana satu minggu makanannya mantap sekali. Pagi makan Indomie rebus, telornya rebus. Siang Indomienya direbus, telurnya digoreng. Malamnya Indomienya digoreng telornya direbus. Dibolak-balik saja seminggu itu," tutur Tito Karnavian.

Menu sederhana itu, lanjut dia, dibanderol dengan harga mahal.

"Tapi harganya mahalnya minta ampun, satu bungkus indomie Rp 100.000, maka beruntunglah yang berada di daerah Barat-barat ini," tandas Tito. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya