Mereka yang Diduga Terinfeksi Virus Corona di Indonesia, Wisatawan hingga Pramugari

Meski kasus virus corona belum ditemukan di Indonesia, sejumlah dugaan adanya warga yang terjangkit beberapa kali beredar.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2020, 17:17 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2020, 17:17 WIB
Penerbangan dari Kota Pusat Wabah Virus Corona Ditutup
Penerbangan dari Wuhan Ditutup: Pelancong berjalan melintasi papan informasi tentang penerbangan dari Wuhan telah dibatalkan di Bandara Internasional Ibu Kota Beijing pada Kamis (23/1/2020). China menangguhkan semua transportasi dari dan ke kota pusat penyebaran virus corona. (AP/Mark Schiefelbein)

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona (nCov) yang awalnya ditemukan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, kini tak hanya menyerang masyarakat di daratan Tiongkok. Belakangan diketahui Corona telah menyebar di 12 negara di luar China. 

Di antaranya Amerika Serikat, Hong Kong, Thailand, Singapura, Jepang, Prancis, Taiwan, Australia, Kanada, Nepal, Korea Selatan, Makau, Vietnam, dan Malaysia. 

Meski kasus serupa belum ditemukan di Indonesia, sejumlah dugaan adanya pasien yang terjangkit virus Corona beberapa kali beredar di Tanah Air.

Seperti yang sebelumnya terjadi di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara. Terduga pasien yang terjangkit Virus Corona mendapatkan perawatan sejak Rabu, 22 Januari 2020. 

Pokja Penyakit Infeksi Emerging RSPI Sulianti Saroso, Pompini Agustina menyampaikan, pasien merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang baru saja melakukan perjalanan dari China.

"Masuk RS sudah demam di atas 38 derajat, radang tenggorokan, dan flu batuk," tutur Pompini di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Jumat 24 Januari 2020.

Belakangan dari hasil investigasi yang dilakukan pasien dinyatakan negatif virus Corona. Berikut ini deretan pasien yang diduga terinfeksi virus mematikan tersebut di Indonesia: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Seorang Guru WNA di Jambi

Keterangan Pers Pemprov Jambi
Kepala Dinkes Provinsi Jambi, dr Samsiran Halim (tengah) didampingi sejumlah pejabat dan tim dokter memberikan keterangan pers, Senin (27/1/2020). Pemprov Jambi masih menunggu hasil uji lab sampel terduga pasien virus Corona di Jambi. (Liputan6.com/Gresi Plasmanto)

Pada Minggu siang, 26 Januari 2020 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi, seorang WNA yang berprofesi sebagai guru di sekolah swasta di Kota Jambi diduga terinfeksi virus Corona. Dia bersama koleganya diketahui saat itu berlibur ke Wuhan, China, yakni sejak 1-15 Januari 2020.

Kemudian mereka pulang ke Jambi pada 16 Januari 2020. Setelah beberapa hari tiba di Jambi, yang bersangkutan mengeluhkan gejala flu dan dirawat di Rumah Sakit Siloam.

Setelah diketahui bahwa pasien ini baru pulang dari Wuhan, dia langsung dirujuk ke RSUD Raden Mattaher Jambi pada Sabtu 25 Januari 2020 dan kemudian diisolasi.

Berdasarkan pemeriksaan terbaru, Senin pagi, 27 Januari 2020, tim dokter RSUD Raden Mattaher Jambi mengklaim bahwa kondisi pasien sudah mulai membaik.

Meski demikian, dr Meidianto mengatakan penanganan terhadap pasien wanita itu masih dilakukan secara detail dengan perawatan isolasi.

"Awalnya pasien mengeluh demam biasa. Dan kalau pemeriksaan dari tim dokter paru kami menyatakan itu ISPA biasa. Tapi kan kita semua waspada karena pasien ini punya riwayat perjalanan dari Wuhan, sehingga penanganannya harus diisolasi," kata Meidianto.

Tim dokter dari spesialis paru mengaku belum bisa memastikan diagnosa virus Corona. Dokter yang menanganinya pun telah mengambil sampel cairan dahak pasien, yang kemudian dikirim ke Litbang Kementerian Kesehatan RI untuk diteliti lebih lanjut.

"Untuk menyatakan positif atau tidak positif perlu waktu dua minggu lagi. Kami berharap tidak positif-lah mudah-mudahan," jelas dia. 

Gadis China di Cilacap

Pramesti Griana Dewi, Kepala Dinas Kesehatan Cilacap, menjelaskan dugaan seorang WNA China terjangkit virus Corona. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Pramesti Griana Dewi, Kepala Dinas Kesehatan Cilacap, menjelaskan dugaan seorang WNA China terjangkit virus Corona. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Selain di Jambi, kabar lain datang dari Cilacap, Jawa Tengah. Seorang WNA asal China yang tengah berada di Cilacap diduga terjangkit penyakit yang gejalanya mirip dengan virus Corona.

Pada Minggu 26 Januari, WNA asal China tersebut mengalami demam, pilek, batuk, lemas, yang mirip dengan gejala serangan virus Corona.

Dia merupakan perempuan berusia 29 tahun, anak seorang Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Wuhan, China, yang bekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap. Dia diketahui tiba di Cilacap bersama dengan sang ayah dan ibu pada 22 Januari 2020 lalu.

"Ada anggota keluarga dari Tenaga Kerja Asing PLTU Cilacap, yang mengalami batuk, pilek dan rasa lemas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi, Senin, 27 Januari 2020.

Pramesti menambahkan bahwa sebelumnya TKA Tiongkok tersebut cuti dan pulang ke Wuhan pada 28 Desember 2019 atau ketika virus Corona belum merebak. TKA tersebut kembali ke Indonesia dengan istri dan anaknya pada 21 Januari 2020.

Menindaklanjuti hal itu, Dinkes Cilacap melakukan verifikasi dan pengecekan epidemologi. Untuk selanjutnya, akan dilakukan observasi di RSUD Margono, Purwokerto, Senin malam, 27 Januari 2020. Namun, Dinkes belum bisa memastikan apakah WNA Tiongkok tersebut terjangkit virus Corona.

Warga Cirebon

Warga Cirebon Diduga Terinfeksi Virus Corona Usai Ikut Seminar di Taiwan
Penampakan ruang pelayanan RSUD Waled Kabupaten Cirebon. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Sebaran virus Corona diduga juga telah masuk hingga ke Cirebon. Pihak RSUD Waled, Kabupaten Cirebon, mengaku tengah mengisolasi salah seorang pasien, Senin, 27 Januari 2020. Pasien diketahui berinisial SY (43) asal Desa Cikulak, Kacamatan Waled. 

Wakil Direktur RSUD Waled Kabupaten Cirebon Dwi Sudarmi mengatakan, berdasarkan keterangan dokter yang merujuk SY, pasien mengalami gejala yang hampir mirip dengan infeksi virus Corona.

"Ini masih kami investigasi sampel darah dan kebutuhan penelitian lain sudah kami kirim ke Dinkes untuk ditindaklanjuti ke instansi terkait di atasnya. Saat ini masih status terduga ya atau suspect," katanya kepada Liputan6.com, Senin 27 Januari 2020.

Pasien merupakan warga Kabupaten Cirebon yang sebelumnya juga ikut seminar di Taiwan. Dari keterangan yang didapat, seminar digelar tanggal 5 sampai 9 Januari 2020.

Pada tanggal 12 Januari, pasien mulai mengeluh sakit seperti panas, batuk hingga sesak napas sehingga memeriksakan diri ke dokter umum.

"Setelah 12 hari sejak dia mengeluh sakit, ternyata kondisinya semakin membaik, maka dipastikan tidak terkena Corona. Tapi jika kondisinya memburuk akan ditindaklanjuti oleh dokter yang sudah menanganinya," kata dia.

Dwi mengatakan bahwa kondisi kesehatan pasien masih stabil. Berdasarkan hasil pemantauan sementara, indikasi pasien tidak mengarah pada infeksi Corona. Namun, pihak rumah sakit masih menunggu hasil laboratorium dan investigasi terkait penyakit yang menimpa SY.

Wisatawan Asal Hongkong di Raja Ampat

Ilustrasi pria sakit flu
Ilustrasi sakit flu (iStock)

Dugaan lainnya tertuju pada seorang wisatawan asal Hong Kong berinisial YP yang tengah berkunjung ke Raja Ampat, Papua Barat.

YP diduga terinfeksi virus Corona dan saat ini wisatawan tersebut dirawat di Rumah Sakit Sele Be Solu Kota Sorong.

Dilansir Antara, berdasarkan keterangan Direktur Rumah Sakit Sele be Solu, dr Mavkren J Kambuaya, pasien tersebut awalnya menyelam di Raja Ampat dan mengalami sakit demam, dan panas. Kemudian, pasien dirujuk ke Rumah Sakit Pertamina Sorong pada 25 Januari 2020.

Menurut dia, tim dokter sudah memberikan obat penurun panas dan demam kepada pasien tersebut. Saat ini, kata dia, panas pasien diduga terinfeksi virus Corona itu sudah berkurang.

Dia menambahkan guna mengetahui apakah pasien tersebut terinfeksi virus Corona atau tidak, rumah sakit berkoordinasi dengan pihak karantina kesehatan dan dinas kesehatan guna melakukan pemeriksaan lanjutan.

Mavkren menjelaskan, guna mengetahui apakah pasien tersebut terinfeksi virus Corona, maka harus ada pemeriksaan tenggorokan. Itu pun hasilnya harus dikirim ke Jakarta. Oleh karena itu, pasien tersebut akan diisolasi 7-14 hari.

Pramugari Lion Air

Cegah Penyebaran Virus Corona, Stasiun Kereta di China Disemprot Cairan Disinfektan
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke eskalator di Stasiun Kereta Api Yingtan di Nanchang di Provinsi Jiangxi Tengah, China (22/1/2020). China telah melarang kereta api dan pesawat terbang meninggalkan kota yang menjadi wabah virus corona pada 23 Januari 2020. (AFP Photo/STR)

Seorang pramugari diduga terjangkit virus Corona usai melakukan perjalanan dari Wuhan, China. Diketahui, pramugari maskapai Lion Air itu melakukan perjalanan dua kali ke Wuhan sejak virus Corona merebak. Pertama, ia terbang pada tanggal 6 Januari dan kembali ke Indonesia pada tanggal 8 Januari.

Selanjutnya, ia kembali melakukan perjalanan menuju Wuhan dari Bali untuk mengantar penumpang pada tanggal 24 Januari 2020. Ia kembali ke Indonesia pada 26 Januari 2020.

Setibanya di Indonesia, pramugari tersebut mendadak mengalami demam tinggi.

"Jadi, setibanya pramugari itu di Indonesia dia mengeluh demam tinggi lalu memeriksakan diri ke rumah sakit swasta," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, dr Nyoman Suratmika, saat dihubungi wartawan, Selasa (28/1/2020).

Pramugari yang tak disebutkan namanya itu lantas dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar. Ia kemudian dirujuk kembali ke BRSU Tabanan.

 

(Winda Nelfira)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya