3 Hal Seputar Pasien Terduga Virus Corona yang Dirawat di RSHS Bandung

Hingga kini pasien terduga virus Corona asal China masih menjalani pemeriksaan apus tenggorokan, foto thorax dan laboratorium darah lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2020, 22:03 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2020, 22:03 WIB
Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung
Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyiagakan 236 pegawainya saat masa mudik Lebaran 2018. (Foto: Dok. Pemprov Jabar)

Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung merawat dua pasien yang diduga terpapar novel coronavirus atau 2019-nCoV atau virus Corona di ruang isolasi khusus. Mereka adalah pasien asal China dan Indonesia. 

PT Kereta Api Cepat Indonesia-China (KCIC) mengonfirmasi bahwa pasien asal China yang dirawat di RSHS adalah salah satu pekerjanya. Pasien asal China berinisial HG (35) ini diisolasi karena dikhawatirkan terjangkit virus Corona usai pulang dari China.

Dia diketahui baru saja kembali ke Indonesia pada 12 Januari 2020 dari sebuah kota di Tiongkok, Xin Yuan. Saat ini HG sudah diisolasi untuk observasi lebih lanjut. 

Hasil pemeriksaan pun menunjukkan bahwa secara umum kondisinya dalam keadaan baik.

"Panas badan di dalam rujukan itu 37,7 derajat Celcius. Tapi pada saat diperiksa itu 36 derajat Celcius. Jadi tidak ada panas badan dan dokter yang di triase tersebut menyatakan observasi flu atau infeksi saluran pernafasan atas akut," kata Dirut RSHS Bandung Nina Susana Dewi, saat konferensi pers, Senin, 27 Januari 2020.

Berikut sejumlah hal seputar dua pasien virus Corona yang dirawat di RSHS Bandung: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Ada 2 Pasien

RSHS
Petugas ruangan isolasi penyakit infeksi menular khusus tengah mengecek peralatan pelindung untuk mengantisiapsi adanya pasien terpapar virus corona ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jumat, 24 Januari 2020. (Arie Nugraha).

Ada dua pasien yang tengah ditangani RSHS Bandung yang diduga terjangkit virus Corona. Pasien pertama diketahui warga negara Tiongkok berusia 31 tahun. Sebelumnya, ia dirujuk dari Rumah Sakit Cahaya Kawaluyaan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Menurut Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSHS Bandung Tommy Ruchimat, pasien tersebut datang dengan kondisi demam tinggi. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar penanganan bagi pasien terduga terpapar virus Corona.

Alasan di balik kenapa WNA tersebut mendapat tindakan standar pasien terduga terpapar virus Corona, lantara dia diketahui memiliki riwayat perjalanan dari China.

Saat datang ke IGD, pasien diperiksa di ruang isolasi sementara, yakni ruangan gawat darurat. Status pasien disebut masih terduga terpapar virus Corona.

Tommy mengatakan, pasien perlu menjalani pemeriksaan lain seperti pemeriksaan apus tenggorokan, pemeriksaan foto thorax dan laboratorium darah lainnya. Usai diperiksa kesehatan dasar, pasien langsung dibawa ke ruang isolasi di perawatan inap.

"Pasien dibawa oleh petugas medis melalui jalur khusus. Sehingga tidak berpapasan dengan pasien atau pun penunggu pasien di rumah sakit. Tidak ada imbauan menggunakan masker kepada seluruh pengunjung pasien," ujar Tommy.

Sedangkan pasien kedua, merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru pulang dari Singapura. Saat kembali ke Indonesia pada 22 Januari 2020, ia mengeluh sakit dan dirawat di RS Borromeus sebelum dirujuk ke RSHS.

Kedua Pasien Kondisinya Membaik dan Stabil

RSHS/ virus corona
Bandung - Pengunjung RS Hasan Sadikin Bandung menggunakan masker, sebagai langkah antisipasi terpaparnya virus corona, Bandung, Senin, 27 Januari 2020. (Foto: Liputan6.com/Arie Nugraha)

Dirawat di ruang isolasi Kemuning, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, kondisi kedua pasien terduga virus Corona kini mulai membaik dan stabil. 

Menurut ketua tim dokter penyakit infeksi menular khusus RSHS Bandung Yovita Hartantri mengatakan, pemeriksaan medis terakhir menujukkan bahwa kondisi kesehatan pasien WN China sudah tidak demam dan nyeri menelan.

Dari hasil laboratorium pun menunjukkan tidak ada gangguan. Sedangkan hasil pemeriksaan sampel dari Balitbangkes sampai tengah hari tadi belum diterima.

Sementara, untuk pasien asal Indonesia, pihak RSHS sudah mengirimkan sampel ke litbangkes Kemenkes RI untuk melihat apakah pasien tersebut positif terjangkit virus Corona atau tidak. Sampel sudah dikirimkan pada Senin, 27 Januari 2020 lalu.

"Demikian juga untuk pasien yang kedua, juga belum mendapatkan hasilnya (dari Balitbangkes). Mengenai keadaan klinisnya, pasien kedua juga stabil walaupun masih terpasang alat bantu pernapasan. Namun, kondisi pasien saat ini sudah sadar, ada kontak. Lalu dengan kondisi tekanan darah, pernapasan, demam juga tidak ada. Dengan pemeriksaan laboratorium juga sudah menunjukan ke arah perbaikan," kata Yovita di RS Hasan Sadikin, Bandung, 28 Januari 2020.

Meski demikian, Yovita menyebut bahwa keduanya masih akan terus menjalani perawatan di ruang rawat inap, ruang isolasi Kemuning, karena menunggu hasil pemeriksaan sampel cairan hidung dan tenggorokan dari Balitbangkes.

Menunggu Waktu Inkubasi Virus

RSHS
Petugas ruangan isolasi penyakit infeksi menular khusus tengah mengecek peralatan pelindung untuk mengantisipasi adanya pasien terpapar virus corona ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jumat, 24 Januari 2020. (Foto: Liputan6.com/Arie Nugraha).

Selain itu, Yovita menjelaskan jika melihat rentang waktu 14 hari masa inkubasi, dapat disimpulkan kemungkinan besar pasien asal China negatif terpapar virus 2019-nCov. Sebab, pasien warga China sudah 15 hari menempuh masa inkubasi dan kondisinya terus membaik.

"Kemungkinan mudah-mudahan sore ini hasil resmi dari Balitbangkes kita terima. Kalau nanti hasilnya negatif, kita akan langsung pulangkan. Tapi untuk pasien yang kedua masih dalam perawatan," ujar Yovita.

Pasien kedua yang merupakan warga negara Indonesia, belum melampaui masa inkubasi selama 14 hari. Namun, jika hasilnya serupa dengan pasien pertama, maka akan tetap dirawat di ruang isolasi Kemuning.

Saat ini perawatan kedua pasien di ruang isolasi Kemuning RS Hasan Sadikin, hanya diberikan obat penurun panas bagi warga negara China. Untuk pasien kedua warga negara Indonesia, diberikan obat antibiotik dan anti virus.

 

(Winda Nelfira)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya