Ada Penolakan soal WNI dari Wuhan Dikarantina di Natuna, Ini Saran PDIP

Puluhan warga Natuna berunjuk unjuk rasa menolak kedatangan ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 02 Feb 2020, 02:07 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2020, 02:07 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Sadarestuwati
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Sadarestuwati (Liputan6/Putu Merta)

Liputan6.com, Jakarta Puluhan warga Natuna berunjuk unjuk rasa menolak kedatangan ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan yang rencananya akan dikarantina pemerintah di area Bandara Angkatan Udara Natuna. Mereka diobservasi untuk memastikan tak infeksi virus corona.

Terkait hal ini, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDIP Sadarestuwati memberi saran agar pemerintah bisa segera mencari tempat yang bisa diterima semua pihak.

"Dari PDIP tentunya nanti bagaimana dicarikan tempat yang benar-benar semuanya bisa menerima. Karena bagaimanapun juga untuk virus corona ini termasuk isu yang cukup mengkhawatirkan di seluruh dunia. Bukan hanya di Indonesia, bukan hanya di China," kata Sadarestuwati di Kabupaten Bandung, Sabtu (1/2/2020).

Menurut dia, di beberapa negara sudah menutup untuk masuknya turis asing, khususnya dari China.

"Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus mencarikan tempat, yang di mana bisa dijadikan tempat untuk menampung saudara-saudara kita yang baru pulang dari Wuhan," jelas Sadarestuwati.

Menurut dia, pemerintah pusat harus segera menjelaskan kepada pemerintah kabupaten Natuna.

"Tentunya nanti ada lobi-lobi, ada pembicaraan dari pemerintah dengan pemerintah kabupaten," pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Natuna, Haryadi mengatakan mereka menolak kedatangan WNI tersebut lantaran khawatir tertular virus corona.

"Memang itu saudara-saudara kami, Natuna merupakan NKRI bukan kami menolak, janganlah di Natuna," kata Haryadi kepada Liputan6.com, Sabtu (1/2/2020).

Dia berpendapat, masih banyak tempat lain untuk mengarantina WNI yang baru pulang dari Wuhan.

Menurut dia, fasilitas dan alat -alat kesehatan di Natuna sangat terbatas. Sementara, di Jakarta peralatan lebih lengkap dan canggih. Terlebih, lokasi karantina di Natuna berdekatan dengan permukiman.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Penjelasan Panglima TNI

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan tempat transit sementara WNI di Natuna jauh dari rumah penduduk.

Tempat karantina itu disebut merupakan salah satu fasilitas yang ada di wilayah pangkalan militer Indonesia.

"Kepulangan saudara-saudara kita dari Wuhan menuju Indonesia dengan memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung protokoler kesehatan itu sendiri. Protokol kesehatan di antaranya yang kita harus dipenuhi kita memiliki tempat isolasi yang jauh dari penduduk dan yang terbaik dan terpilih adalah wilayah Natuna," ujar Hadi.

Hadi menuturkan, fasilitas militer tersebut berjarak lebih dari 5 kilometer dari pemukiman masyarakat. Sehingga, dia menjamin proses karantina WNI dari China tidak akan berdampak bagi masyarakat sekitar.

"Jarak dari hanggar itu sendiri sampai ke tempat duduk kurang lebih di atas antara 5 sampai 6 km. Kemudian menuju ke SP di sana ada dermaga itu juga kurang lebih 5 km sehingga dari hasil penilaian itu memenuhi syarat protokol kesehatan," kata dia.

Pemerintah menyediakan rumah sakit untuk mendukung proses karantina WNI dari China di Natuna. Rumah sakit tersebut memiliki fasilitas lengkap seperti dapur umum, MCK, dan lain sebagainya. Rumah sakit disebut dapat menampung 300 pasien.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya