Liputan6.com, Jakarta - Di tengah penyebaran virus Corona yang mencemaskan, upaya penanganan yang dilakukan pemerintah, serta adanya penolakan warga Natuna, terdapat satu kisah menarik. Cerita itu disampaikan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam rapat dengar pendapat (RDP).
Dia mendapat info bahwa ada sekelompok masyarakat Natuna yang menawarkan bantuan untuk menjadi juru masak di karantina WNI. Tawaran tersebut disampaikan kepada Kepala BNPB yang kemudian diteruskan lewat pesan WhatsApp padanya.
Menurut dia, ada sejumlah tawaran bantuan yang diberikan. Salah satu yang dia sebut yakni menjadi juru masak.
Advertisement
"Sebagian bahkan saya sudah mendapat informasi dari sana, melalui kepala BNPB bahwa ada sebagian masyarakat yang mulai menawarkan diri untuk ikut membantu, apakah di juru masak ataukah apa," kata dia di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (3/2/2020).
Menanggapi tawaran tersebut, Terawan mengaku, saat ini yang bisa dilakukan masyarakat yakni memberikan dukungan moril. Misalnya dalam bentuk doa.
"Tapi tadi saya sudah jawab lewat WhatApps untuk sementara bantu dalam doa, nanti kalau ada sesuatu yang bisa dibantu untuk ikut berkontribusi di dalam menolong teman-teman sahabat, keluarga yang sehat dari Wuhan itu akan kita berikan porsinya," ungkapnya.
Saat ini proses karantina dan observasi terhadap 238 WNI berlangsung dengan ketat. Kedisiplinan hal yang harus dijunjung tinggi.
"Yang jelas mereka sehat. Pagi tadi senam pagi bersama, makan juga belum ada keluhan makannya kurang atau apa, mereka masih enjoy. Mudah-mudahan ini semua bisa dilewati dengan baik dalam dua minggu, staf-staf saya di sana bisa mengelolanya, memberikan kegiatan-kegiatan yang menghibur," terang dia.
Dia pun memastikan, semua fasilitas kesehatan serta dukungan tenaga medis yang dibutuhkan WNI tersedia.
"Kemudian psikiater sama psikolog dan juga ini sudah saya berangkatkan ke sana untuk namanya trauma healing," tandasnya.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Penolakan Warga Natuna
Terkait adanya penolakan warga Natuna, dia mengatakan hal tersebut merupakan hak masyarakat. Komunikasi dan penjelasan akan terus dilakukan dirinya beserta jajaran.
"Kan kemarin kamu ngeshoot sendiri, saya ada di tengah-tengah demo. Yang lebih heboh pun saya ada di tengahnya, saya hanya ingin menjelaskan. Ya kalau dijelaskan hanya ada dua, bisa dimengerti dan bisa tidak dimengerti atau bisa dicuekin," jelas dia.
"Semua terserah mereka. Kalau mereka menjadi sadar, menjadi baik ya kita berterima kasih dan bersyukur. Kalau infonya blm nyampe ya nanti saya sampaikan lagi. Bertahap," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement