Jurus Banyuwangi Siasati Soal Rapat Camat ke Kota Hingga 400 Kali

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menghitung dalam setahun rata-rata seorang camat bisa rapat ke kota sampai 400 kali lebih selama setahun.

oleh Gilar Ramdhani pada 07 Feb 2020, 16:20 WIB
Diperbarui 07 Feb 2020, 17:02 WIB
Pemkab Banyuwangi Punya Strategi Baru Soal Rapat Camat ke Kota hingga 400 Kali
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Banyuwangi, Suyanto Waspotondo saat Musrenbang tingkat kecamatan, Rabu (5/2).

Liputan6.com, Banyuwangi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mendorong semua desa dan kecamatan memasukkan belanja peralatan video conference untuk kebutuhan rapat online. Hal ini dilakukan agar rapat-rapat bisa digelar secara online tanpa harus sering datang jauh-jauh ke Kantor Pemkab di Kota.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banyuwangi menghitung dalam setahun rata-rata seorang camat bisa rapat ke kota sampai 400 kali lebih. Bagi kecamatan yang lokasi dekat dengan kantor Pemkab mungkin tidak jadi persoalan untuk berkali-kali datang. Sebaliknya, kantor kecamatan yang jauh bisa memakan banyak waktu, energi, dan tentu biaya.

Sementara sebagai kabupaten terluas di Jawa Timur, jarak kantor-kantor kecamatan terjauh dengan Kantor Pemkab Banyuwangi bisa mencapai 30 hingga 60 kilometer dengan estimasi waktu tempuh 30 menit hingga 100 menit. Sementara jarak antar desa ada yang bisa sampai 3 jam perjalanan.

Sebut saja seperti Kantor Kecamatan Kalibaru yang ada di sisi paling barat Banyuwangi, jaraknya dengan Kantor Pemkab mencapai 60 kilometer. Sementara jarak Kantor Kecamatan Pesanggaran yang ada di ujung selatan mencapai 62 kilometer. Begitu juga dengan Kantor Kecamatan Wongsorejo di sisi paling utara Banyuwangi, jaraknya mencapai 27,9 kilometer.

"Bappeda telah menghitung undangan rapat camat itu lebih dari 400 kali selama setahun, kalau camat hadir ke (kawasan kota) Banyuwangi untuk rapat, kalau rapat online bisa lebih efisien. Kasihan yang dari Kalibaru, Pesanggrahan, pulang rapat capek, tidak kerja," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Banyuwangi, Suyanto Waspotondo saat Musrenbang tingkat kecamatan, Rabu (5/2).

Jumlah rapat yang banyak tersebut, kata Suyanto terjadi karena semua dinas atau Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masing masing punya kegiatan mengundang camat. Bahkan sehari bisa 2-3 kali.

Suyanto menambahkan, Pemkab Banyuwangi menargetkan pada Oktober 2020, semua kecamatan dan desa sudah memiliki peralatan rapat online.

"Kecamatan semua desa diingatkan untuk membelanjakan DD-ADD peralatan hardware video conference, sehingga ke depan bisa rapat online sewaktu waktu di lokasi masing-masing. Target kita bulan 10 kita sudah siap di seluruh desa dan kecamatan di Banyuwangi" katanya.

 

Rapat Musrenbang Online Live

Musrenbang Banyuwangi Bahas Pembangunan SDM dan Penurunan Angka Stunting
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat Rapat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan serentak secara online dan diikuti 25 kecamatan.

Pada saat Musrenbang tingkat kecamatan yang digelar serentak secara online Rabu lalu, Pemkab Banyuwangi masih menyewa peralatan untuk kebutuhan rapat online live di 5 kecamatan. Sementara 20 kecamatan yang lain bisa mengikuti arahan bupati melalui untuk menyelaraskan program prioritas melalui live streaming di kanal resmi YouTube Banyuwangikab.

Rapat online live hanya melibatkan lima kecamatan tujuannya agar lebih efisien, tidak terlalu lama saat pembukaan dan bisa lebih fokus saat sidang.

Sebelumnya, Musrenbang tingkat desa di Banyuwangi juga digelar secara online. Dialog interaktif difokuskan di 25 titik dari 217 desa kelurahan. 25 titik tersebut mewakili tiap kecamatan dan desa di Banyuwangi.

"Rangkaian Musrenbang mulai tingkat desa, dan sekarang kecamatan, efisiensi waktu dan penajaman usulan Musrenbang, dan tidak ada upaya saling menunggu antar kecamatan, tapi fokus di kecamatan masing-masing," katanya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan rapat online dilakukan untuk memaksimalkan desa-desa yang sudah Smart Kampung dan terpasang jaringan fiber optik untuk pelayanan publik terintegrasi secara online.

"Ini cara Banyuwangi untuk memaksimalkan program Smart Kampung yang telah kami canangkan sejak tahun 2016. Setiap desa pelayanannya memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi untuk memberikan pelayanan yang cepat dan efisien. Apalagi semua desa kini sudah tersambung dengan internet fiber optik. Desa Banyuwangi banyak yang di pelosok, jaraknya satu dan lainnya bisa sampai 3 jam," kata Azwar Anas saat Musrenbangdes, Selasa (21/1).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya