5 Hal Terkait Gunung Merapi yang Kembali Erupsi

Meski mengalami erupsi, Gunung Merapi tetap berada pada status waspada sejak 2018 lalu.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 14 Feb 2020, 12:43 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2020, 12:43 WIB
Gunung Merapi
Gunung Merapi (Liputan6.com/ Reza Kuncoro)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta kembali erupsi pada Kamis, 13 Februari 2020 pagi.

Gunung Merapi erupsi terjadi pada pukul 05.16 WIB. Hal itu diketahui melalui laman Twitter Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) @bpptkg.

"Terjadi erupsi di Gunung #Merapi tanggal 13 Februari 2020 pukul 05.16 WIB," tulis BPPTKG.

Meski mengalami erupsi, Gunung Merapi tetap berada pada status waspada sejak 2018 lalu. Selain itu, aktivitas warga di sekitar tetap seperti biasa.

Bahkan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi dikabarkan bakal mengunjungi Taman Nasional Gunung Merapi Jurang Jero, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Berikut 5 hal tentang Gunung Merapi yang kembali erupsi dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tinggi Awan 2.000 Meter

Letusan Gunung Merapi
Letusan Gunung Merapi pada Jumat (1/6/2018) pagi, menyebabkan terjadinya hujan abu di sekitar Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Erupsi Gunung Merapi terekam di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 150 detik. "Teramati tinggi kolom erupsi ±2.000 meter. Arah angin ke Barat Laut," tulis laporan BPPTKG.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi yang ada di perbatasan Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah otu berstatus waspada sejak 21 Mei 2018.

 


Warga Tetap Beraktivitas Normal

Lava Tour Gunung Merapi
Wisata Lava Tour Gunung Merapi di Yogyakarta. (Liputan6.com/Yanuar H)

Masyarakat di sejumlah desa di sekitar Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah beraktivitas secara normal usai erupsi.

Mereka antara lain menggarap areal pertanian sayuran, melakukan penambangan material galian C, ke pasar, ke sekolah, mencari pakan untuk ternak, dan merawat ternaknya.

Warga dari sejumlah desa di kawasan itu menyatakan tidak terjadi hujan abu usai erupsi Gunung Merapi yang wilayahnya meliputi sejumlah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Srumbung, Ahmad Muslim, mengatakan warga setempat beraktivitas seperti hari-hari biasa setelah keluarnya awan panas dari Gunung Merapi.

"Ada yang ke sawah, kegiatan di Pasar Sumbung juga ramai, kebetulan hari ini hari pasaran," kata Muslim yang juga Kepala Urusan Perencanaan Desa Srumbung itu, dilansir Antara.

Ia menyebut tidak terjadi hujan abu di desanya yang berjarak sekitar 12 kilometer arah barat daya puncak Gunung Merapi. Sekitar pukul 07.10, puncak Gunung Merapi tidak terlihat dari desanya karena tertutup kabut.

Seorang pemuka warga Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Yatin, juga menyebut aktivitas warga yang tinggal di desa sekitar 10 kilometer barat daya dari puncak Merapi normal, antara lain bertani, mencari pakan ternak, merawat ternak, dan kayu bakar.

Di desa setempat, kata mantan Kades Ngargomulyo itu, juga tidak terjadi hujan abu.

"Tadi memang ada letusan, tetapi tidak berpengaruh terhadap aktivitas warga di sini, tidak panik seperti 2010 dulu (erupsi besar Merapi)," katanya.

Seorang warga Dusun Grogol, Susanto, juga mengatakan masyarakat setempat beraktivitas seperti biasa setelah terjadi erupsi gunung tersebut. Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun berjarak sekitar 10 kilometer barat daya puncak Merapi.

"Tidak ada hujan abu, dari sini kelihatan puncak Merapi mengeluarkan asap tipis, kalau tadi memang terjadi letusan sekitar pukul 06.00 WIB," katanya.

 


Status Waspada

Gunung Merapi yang meletus di White Island, Selandia Baru
Gunung Merapi yang meletus di White Island, Selandia Baru. (Liputan6/Twitter/@sch)

Akibat letusan tersebut, daerah sekitar Gunung Merapi dalam radius 10 kilometer, terutama di sektor Selatan seperti wilayah Desa Hargobinangun, Glagaharjo, dan Kepuharjo terjadi hujan abu.

Agar tidak mengganggu penerbangan di sekitar wilayah tadi, maka VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) diterbitkan dengan kode warna Orange.

Saat ini, tingkat aktivitas Gunung Merapi masih berada pada Level II (WASPADA) sejak 21 Mei 2018 dengan Zona Perkiraan Bahaya berada dalam radius 3 kilometer dari puncak gunung.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga merekomendasikan agar masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder, seperti lontaran material vulkanik dan awan panas dengan jangkauan kurang 3 kilometer yang bersumber dari bongkaran material kubah lava.

 


Wisatawan Tetap Dilarang Masuk

keteb
Bagi pengunjung Ketep Pass yang tak berminat terhadap pengetahuan tentang Merapi, tetap akan diberi bonus keindahan oleh gunung Merapi. (foto: Liputan6.com / edhie prayitno ige)

Sampai saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG pun mengimbau agar warga tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai meletusnya Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG dan Balai Taman Nasional (BTN) Gunung Merapi.

BPPTKG juga menyarankan kepada wisatawan untuk memakai masker untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik. Memakai masker bisa sebagai tindakan preventif pertama yang bisa dilakukan untuk mencegah terhirupnya abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.

Hal senada juga diumumkan oleh Berdasarkan observasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM.

"Ini yang fase ke 7 dari kronologi aktivitas erupsi G. Merapi sejak 2018 sampai 2020. Aktivitas erupsi masih skala kecil. Ini wajar terjadi," terang Kepala PVMBG Kasbani, seperti dilansir Antara, Kamis, 13 Februari 2020.

Mengantisipasi kejadian erupsi, PVMBG mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Merapi dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya.

 


Jokowi Akan Kunjungi Gunung Merapi

Jokowi Bertolak ke DI Yogyakarta
Jokowi bertolak ke DI Yogyakarta, Kamis (13/2/2020). (Lizsa Egeham/Liputan6.com)

Presiden Joko Widodo atau [Jokowi](news "") bersama Ibu Negara Iriana melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis, 13 Februari 2020.

Jokowi dan rombongan tiba di Pangkalan TNI AU Adi Sutjipto Yogyakarta pukul 18.27 WIB dengan menggunakan pesawat kepresidenan-1.

Berdasarkan pantauan, setibanya di Yogyakarta, Jokowi dan Iriana disambut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur DIY Hamengku Buwono X. Kemudian, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi dan Kapolda DIY Irjen Asep Suhendar.

Jokowi direncanakan mengunjungi Taman Nasional Gunung Merapi Jurang Jero, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah pada hari ini, Jumat (14/2/2020).

Selain itu, dia akan melakukan penanaman pohon pulai alstonia scholaris bersama masyarakat serta melepaskan burung elang Jawa.

Adapun burung elang Jawa merupakan salah satu burung elang endemik di hutan Gunung Merapi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Jokowi juga dijadwalkan mengunjungi Hutan Wanagama di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya