Cerita Kecemasan WNI Asal Bogor ketika Virus Corona Menyerang Wuhan

Saat keluar asrama mencari makanan, ia harus mengenakan lapisan pakaian ekstra, yang kemudian dicuci begitu kembali ke asrama.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 16 Feb 2020, 19:55 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2020, 19:55 WIB
wuhan
Yusuf Azhar (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Sebanyak 238 WNI asal Wuhan yang sempat dikarantina di Natuna dinyatakan negatif terinfeksi virus Corona. Selama dua pekan mereka dikarantina di sana setelah sampai dari Wuhan, Tiongkok yang dilanda wabah virus Corona baru, COVID-19.

Sabtu (15/02/20) kemarin, mereka kembali ke daerah masing-masing. Salah satunya adalah Yusuf Azhar, WNI asal Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan di Wuhan, Hubei, China itu pun menceritakan kondisi ketika virus itu mulai mewabah.

Pria berusia 19 tahun ini bercerita dirinya bertahan di asrama Universitas Normal Tiongkok Tengah (CCNU) atau Universitas Normal Huazhong kala Wuhan dilanda wabah virus Corona atau nCOV.

Yusuf bercerita, semenjak pemerintah China melakukan "penguncian" wilayah Wuhan, akses keluar masuk kota tersebut sangat dibatasi. Sesuai arahan dari pihak kampus, mahasiswa disarankan untuk berdiam diri di kamar masing-masing dan menghindari tempat-tempat keramaian. Kebijakan tersebut agar mahasiswa tak tertular virus Corona.

"Selama dua minggu saya berdiam diri di dalam kamar asrama kampus," ucap Yusuf di rumahnya, Perum Griya Cimangir, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Minggu (16/02/2020).

Mahasiswa hanya diperbolehkan keluar kampus untuk membeli bahan makanan. Itu pun harus memakai masker wajah hingga kacamata hitam.

"Saya berhasil keluar ketika stok bahan pokok menipis," kata pemuda yang mengambil jurusan perdagangan internasional ini.

Saat keluar asrama, ia harus mengenakan lapisan pakaian ekstra, yang kemudian dicuci begitu kembali ke asrama. Semua tas belanja yang digunakannya dibersihkan dengan hati-hati menggunakan sabun.

Yusuf menuturkan, di supermarket hanya tersedia sedikit pilihan makanan, di mana produk makanan segar jarang ditemukan. Dalam perjalanan, ia juga hampir tidak melihat orang di jalan-jalan.

"Tapi saya belum pernah lihat ada yang susah nyari makan. Alhamdulillah, teman-teman di kampus juga belum ada yang terjangkit virus Corona," terangnya.

Sejak virus corona menyerang Wuhan, Yusuf mengaku sangat was-was. Rasa cemas semakin menjadi ketika pemerintah China melakukan "penguncian" wilayah Wuhan.

"Ketika Wuhan di lock down, saya sangat was-was dan ingin sekali pulang ke Tanah Air," ujar dia.

Saat itu, WNI yang berada di Wuhan mengaku hanya bisa menunggu kabar baik dari pemerintah setempat dan KBRI. Serta berharap dapat segera dievakuasi ke Indonesia.

"Secara jasmani kami sehat semua, tetapi secara keinginan kami ingin pulang ke Indonesia," kata Yusuf.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Terima Kasih ke Pemerintah

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bersama beberapa stakeholder kemudian membawa pulang warga negara Indonesia yang berada di Wuhan, China.

"Saya sangat senang bisa kembali ke Indonesia dan pulang ke rumah," ucapnya bahagia.

Aprilia (50), ibunda Yusuf mengaku sangat bahagia anak kedua dari empat bersaudara itu bisa kembali pulang ke rumah dalam kondisi sehat. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang sudah mengevakuasi WNI khususnya anaknya di Wuhan.

"Setiap saat saya sering komunikasi sama anak dan alhamdulillah tidak ada keluhan apa pun. Sempat putus komunikasi saat pemberangkatan dari Wuhan ke Natuna," kata dia.

Saya juga sangat berterima kasih kepada pemerintah yang membawa pulang anak kami dan mahasiswa asal Indonesia di Wuhan," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya