Liputan6.com, Jakarta Psikolog Rose Mini mengimbau orangtua dan para pendidik yang memiliki anak remaja atau ABG, agar senantiasa memantau kondisi tumbuh kembang mereka. Sebab, usia remaja adalah tahap dimulainya mencari jati diri, apabila salah langkah akan berbahaya.
"Mereka memiliki kecenderungan masalah moral yang tak bisa membedakan antara baik dan buruk, sehingga dia tidak tahu apa yang dilakukan, diikuti itu sesuatu yang baik atau buruk, harus dipantau, diperhatikan," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (8/3/2020).
Baca Juga
Wanita karib disapa Bunda Romi ini mencontohkan kasus pembunuhan yang dilakukan remaja wanita terhadap anak 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Menurut keterangannya kepada polisi, dia sangat suka menonton tayangan berkonten sadistik seperti Film Chucky The Murder Doll.
Advertisement
Romi beranggapan apa yang dilakukan bisa benar terinspirasi dari tayangan yang dikonsumsinya. Bahkan hingga rasa bersalah pun tak dirasakannya pasca menghabisi nyawa sang anak kecil tersebut.
"Seperti Chucky kan dia malah tertawa itu bonekanya ya, jadi bisa saja itu identitas yang terbentuk dalam dirinya seperti yang dilihat," jelas Bunda Romi.
Karenanya Bunda Romi berpesan kepada segenap orangtua untuk tidak lengah dan jangan melihat jika anak asik dengan dunianya sendiri untuk dibiarkan begitu saja. Namun harus lebih dipahami dunia apa yag mereka sukai.
"Kita lihat itu karena pemahaman anak masih sangat sederhana belum tentu dia paham banget yang ditonton. Jadi kalau dari kecil didampingi maka itu sangat membantu ke depannya," Bunda Romi menandasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Polres Metro Jakarta Pusat merilis kasus pembunuhan dilakukan remaja wanita berusia 15 tahun di Sawah Besar. Pelaku mengaku kepada polisi telah membunuh seorang anak berusia 6 tahun dengan menenggelamkannya berulang kali di bak mandi hingga lemas dan tewas.
Usai meregang nyawa, mayat balita itu disimpan di lemarinya hingga warga yang curiga menganggap balita tersebut telah diculik. Polisi menduga pelaku mengalami sakit kejiwaan karena tak ada penyesalan atas tindakan kejinya malah mengaku puas.