PKS Menilai Program Prakerja Seperti Bagi-Bagi Duit untuk Perusahaan Digital

Dia menilai, hal tersebut bukan pelatihan karena hanya disediakan bahan untuk diunduh penggunanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2020, 11:44 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 11:41 WIB
Kartu Prakerja
Kartu Prakerja

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Fraksi PKS Sukamta menilai program kartu prakerja Presiden Joko Widodo terkesan sebagai program bagi-bagi uang untuk pengusaha pelatihan digital. Sebab, Rp 1 juta untuk penerimanya dialokasikan guna pelatihan digital. Padahal, menurut Sukamta seharusnya program tersebut dapat memberikan uang tunai kepada korban PHK di tengah situasi darurat Covid-19.

"Seperti ada pembelokan sehingga tidak semua uang dibagi kepada rakyat pencari kerja, tetapi Rp 1 juta ditahan dan langsung dialokasikan untuk pelatihan digital. Sehingga sulit menghindari kesan bahwa ini menjadi bagi-bagi uang Rp 5,6 triliun kepada para pengusaha digital," ujar Sukamta, Senin (20/4/2020).

Dia mengaku heran dengan harga kursus yang diberikan karena tergolong mahal. Dia menilai, hal tersebut bukan pelatihan karena hanya disediakan bahan untuk diunduh penggunanya.

"Kalau dilihat dari isi pelatihan yang Rp 1 juta per orang, itu bukan pelatihan. Pilihannya hanya download bahan saja. Masa harga bahan sampai sejuta per orang. Kalau diakses 3,5 juta orang kan sudah Rp 3,5 triliun itu harga mendownload materi itu," ucapnya.

Belum lagi, materi yang disediakan tak sepadan dengan harga yang dipatok. Sukamta mengatakan, banyak kursus serupa yang bisa diakses gratis di internet.

"Bahan bahan itu sudah bisa ditemukan di internet secara gratis. Tidak ada yang istimewa sekali," ucap Sukamta.

Sehingga, dia melihat seharusnya program tersebut hanya bernilai beberapa ratus miliar dan tak sampai Rp 5,6 triliun jika melihat modal materi dan pelaksanaannya.

Anggota Komisi I DPR ini mengatakan, belum tentu dengan kursus tersebut memberikan jaminan penerima program prakerja mendapat pekerjaan atau membuka lapangan pekerjaan sendiri.

"Kemungkinan akan kembali nganggur lagi," imbuh Sukamta.

Maka itu, Sukamta melihat pemerintah tidak sensitif dengan kesulitan rakyat di tengah pandemi. Kesan kuat ada upaya bagi-bagi uang kepada perusahaan digital yang ikut vendor program prakerja.

"Ini seperti bagi bagi uang kepada vendor perusahaan digital yang sebenarnya juga sudah untung dengan kebijakan semua serba dilakukan dari rumah secara daring ini," kata dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Berikan Sesuai Kebutuhan

Sukamta menyebut pemerintah memang berlandaskan Perppu No.1 tahun 2020 untuk mengeluarkan Perpres 5 Tahun 2020 untuk mengubah postur APBN tanpa melibatkan DPR. Namun, dia mengingatkan pemerintah jangan seenaknya menjadikan APBN itu untuk keuntungan sendiri.

"Uang seperti dibagi-bagi sendiri. Kasihan rakyat, kan itu uangnya rakyat," ucapnya.

"Kalau akan dibuat pelatihan kerja, berikanlah keterampilan yang bisa diterapkan sesuai kebutuhan kerja dan secara keuangan yang rasional, sehingga bisa melibatkan lebih banyak orang atau sisa uangnya bisa dialokasikan untuk yang lainnya," pungkas Sukamta.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya