Terapkan PKM, Wali Kota Semarang Apresiasi Semangat Gotong Royong Warga

Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) merupakan penerapan yang dilakukan warga Semarang di tengah pandemi Covid-19.

oleh stella maris pada 28 Apr 2020, 17:03 WIB
Diperbarui 28 Apr 2020, 17:04 WIB
Pemkot Semarang
Masyarakat bergotong royong saling mencukupi kebutuhan sehari-hari, di tengah tekanan penyebaran Covid-19 di Kota Semarang.

Liputan6.com, Jakarta Di tengah situasi pandemi, sejumlah warga di Kota Semarang justru bahu membahu membuat makanan. Ya, semua aktivitas itu dimulai menjelang sore hari.

Beberapa ibu rumah tangga tampak sibuk mengiris tempe hingga memasak nasi di tenda dapur umum berukuran empat kali enam meter. Begitu pula dengan para suami yang ikut turut membantu membungkus makanan usai dimasak, serta menyiapkan sejumlah paket sembako, untuk kemudian dibagikan.

Suasana tersebut terlihat di RT 8, RW 4, Kelurahan Bringin, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang. Dengan tetap menaati protokol kesehatan, masyarakat bergotong royong saling mencukupi kebutuhan sehari-hari, di tengah tekanan penyebaran Covid-19 di Kota Semarang.

Semangat gotong royong masyarakat itu menarik perhatian Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi. Dirinya pun kemudian menyempatkan diri untuk berkunjung ke lokasi tersebut, Selasa (28/4). Di sana, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi ïtu mengapresiasi kreatifitas masyarakat dalam mengelola Lumbung Kelurahan, dengan mendirikan dapur umum.

"Ini titik dapur umum ketiga yang saya saksikan langsung, pertama di Lempongsari, kemudian di Jomblang, hari ini di Bringin. Niatannya sangat luar biasa, membuat dapur umum untuk meringankan tetangga, yang kemudian konsep-konsep seperti ini sangat diperlukan di tengah pandemi Covid-19," apresiasinya.

Di sisi lain, Hendi sendiri tak datang dengan tangan kosong, tak kurang dari 50 paket sembako dibawanya untuk menambah stok lumbung kelurahan di lokasi tersebut. Dirinya pun tak lupa berpesan kepada masyarakat untuk dapat tertib menaati Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) yang sedang diberlakukan di Kota Semarang.

"Harapan saya panjenengan bisa mengikuti Peraturan Wali Kota Semarang tentang Pembatasan Kegiatan masyarakat. Semoga cukup 28 hari, dan setelah itu Kota Semarang bisa normal, dan bisa kita buka kembali," tekannya.

Sementara itu, korlap Dapur Umum RT 8 RW 4 Bringin, Choirul Awaludin menuturkan, bantuan yang diberikan oleh pemerintah maupun swadaya tidak dibagikan secara langsung kepada masyarakat, namun diolah dulu di dapur umum, agar kemudian semua mendapatkan secara merata.

"Selain itu juga karena ini bulan puasa, kalau masing-masing harus masak dulu juga kerepotan. Dengan begini semua tinggal menerima santapan untuk buka dan sahur setiap harinya," tutur Awal.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya