Liputan6.com, Jakarta Malam itu, udara Jakarta sedang dingin usai diguyur hujan deras. Muhajirin alias Konong, merasa kesepian.
Tak ada satupun teman wanita yang menyapa untuk sekedar menanyakan kabarnya.
Hatinya kosong bagaikan ember tak diisi air. Muhajirin mencoba mengunduh aplikasi kencan Michat untuk mengusir kegundahan hati.
Advertisement
Seperti sosial media pada umumnya, Muhajirin memasang foto profil yang menurutnya bisa menarik perhatian wanita-wanita manis dan cantik.
Dari sekian banyak pesan pertemanan yang dikirimkan, ada satu wanita yang betul-betul ingin digaetnya. Dia adalah E (19), wanita berkulit kuning langsat, dan berbadan mungil.
Muhajirin mengeluarkan jurus gombalan maut untuk meluluhkan hati E. Bahkan, Muhajirin sampai mencoba menggodanya dengan uang.
Muhajirin terkesiap, umpannya disambut hangat. E terus-terusan membalas pesan yang dikirimkan Muhajirin.
Salah satu pesan tentang ajakan menginap di hotel bahkan disambut hangat E. Muhajirin menjanjikan uang Rp 600 ribu, asalkan tubuh E bersedia dijamah olehnya semalaman.
Muhajirin mengatur waktu dan tempat pertemuan. Dipilihlah sebuah hotel di Kawasan Tamansari, Jakarta Barat. Saat itu, keduanya sepakat bertemu langsung di hotel.
E tiba lebih awal di hotel dibandingkan Muhajirin. Saat itu, waktu sudah larut malam, Muhajirin tak kunjung datang. Padahal, janjinya tiba pada pukul 23.00 WIB. E mulai berprasangka buruk kepada Muhajirin.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Emosi
Pesan singkat bernada kasar dikirimkan ke Muhajirin sebagai bentuk luapan emosinya. Bunyinya, "Punya uang enggak, kalau enggak punya uang ya udah," tulisan E di akun michatnya.
Muhajirin tak kuasa menahan emosi ketika membaca pesan itu. Ia pun berniat memberikan pelajaran kepada E. Di samping, Muhajirin memang ingin menggasak harta benda milik E.
Muhajirin baru tiba di hotel pada pukul 02.00 WIB. E membuka pintu dengan wajah yang sedikit cemberut. Muhajirin langsung menyerahkan uang 600 ribu sesuai janjinya itu.
Keduanya lantas berhubungan badan, usai melampiaskan hasratnya Muhajirin yang terlanjur kesal menganiaya E dengan pisau lipat yang disimpannya di bawah pakaian
Muhajirin menikam 12 kali tubuh E dengan pisau lipat itu. Bahkan, pisau lipat dibiarkan menancap di leher belakang E.
Muhajirin lalu dengan leluasa menguras harta benda yang dibawa E saat itu seperti uang, ponsel dan cincin.
E ditemukan petugas hotel pada Minggu (3/5/2020). Kondisi berlumuran daran dam dalam keadaan telanjang. Beruntung nyawa E masih tertolong.
Advertisement
Buru Rekan Muhajirin
Kisah pertemuan Muhajirin dengan E diceritakan Kapolsek Tamansari Jakarta Barat, AKBP Abdul Ghafur saat Konferensi Pers, Jumat (8/5/2020).
Abdul menerangkan, Muhajirin ditangkap di tempat persembunyiannya Kawasan Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat pada Rabu (6/5/2020) malam. Selain itu, turut diamankan pula IR (39) seorang penadah barang curian milik E.
Saat ini, pihaknya masih memburu D, rekan Muhajirin yang ikut membantu melancarkan aksi penganiayaan itu.
"D itu perannya juga yang mengantar pelaku ke hotel kemudian setelah itu menjemput kembali serta membawa pelaku ke rumah sakit untuk mengobati luka hasil gigitan korban," ucap dia.