Liputan6.com, Jakarta Pandemi COVID-19 memberikan dampak luar biasa kepada perubahan perilaku dan prioritas konsumen. Hal ini tentu memberikan pengaruh signifikan kepada perekonomian dan bisnis, dari mulai bisnis kecil, menengah, hingga besar di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.
Pengaruh ini juga dirasakan Gojek, perusahaan superapp, yang diluncurkan sejak 2015 dan kini memiliki lebih dari 170 juta pengguna di Indonesia dan Asia Tenggara. Startup buatan anak bangsa itu kemarin, telah mengumumkan strategi perusahaan jangka panjang menghadapi situasi pandemi yang sarat ketidakpastian ini supaya bisa terus berikan dampak positif.
Baca Juga
“COVID-19 telah memengaruhi bisnis Gojek dan menghadirkan sejumlah tantangan yang harus kami selesaikan bersama-sama. Tantangan terbesar adalah masih adanya ketidakpastian di masa mendatang dan fakta paling menyakitkan adalah ini untuk selamanya akan mengubah cara operasional beberapa bisnis dan produk yang kita miliki,” kata Kevin Aluwi dan Andre Sulistyo, Co-CEO Gojek dalam surat kepada karyawan.
Advertisement
Gojek akan memprioritaskan bisnis inti yang memberikan dampak seluas-luasnya, yaitu bisnis dompet digital, bisnis transportasi online, serta bisnis pesan-antar makanan dan kebutuhan pokok. Selanjutnya, menyusul diterapkannya strategi ini, sejumlah layanan non-inti yang paling terdampak perubahan perilaku konsumen selama pandemi akan dihentikan dan akan diberlakukannya perampingan struktur perusahaan untuk optimalisasi pertumbuhan yang berkelanjutan di masa mendatang.
“Kami harus merespons apa yang terjadi di luar sana dan meningkatkan fokus untuk membangun bisnis yang kokoh, lebih efisien yang terus bertahan seiring dengan berjalannya waktu dan tetap relevan dengan kondisi yang ada,” lanjut Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo, CoCEO Gojek.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh Co-CEO Gojek lewat pertemuan town hall virtual yang digelar 16 kali dan dihadiri seluruh karyawan. Seri pertemuan virtual ini sengaja digelar untuk setiap divisi supaya Co-CEO menyampaikan secara lebih personal pengumuman perubahan ini dan menerima pertanyaan langsung dari karyawan.
“Gojek fokus pada layanan inti dan menghentikan layanan yang tidak dapat bertahan di tengah pandemi, serta mengambil keputusan berani untuk menyesuaikan perubahan prioritas pelanggan akan memastikan Gojek dapat selalu membuat dampak positif bagi kehidupan jutaan orang serta juga memastikan pertumbuhan di masa mendatang,” papar Kevin dan Andre.
Gojek optimis langkah-langkah yang ditempuh akan membantu perusahaan mendistribusikan sumber daya untuk fokus mengembangkan bisnis yang memiliki dampak luas, khususnya tiga layanan inti, dan pengembangan layanan yang mengalami kenaikan performa signifikan selama pandemi. Layanan tersebut misalnya bisnis logistik yang mencatat pertumbuhan 80% sejak awal pemberlakuan pembatasan jarak sosial dan transaksi layanan belanja kebutuhan sehari-hari yang naik dua kali lipat.
Sementara itu, layanan yang akan dihentikan adalah layanan pijat profesional dan jasa kebersihan, GoLife dan GoFood Festival, bazar makanan dan minuman di sejumlah lokasi fisik di Indonesia. Kedua bisnis ini membutuhkan interaksi atau kontak langsung dan dalam jangka waktu yang lama, dan terus mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan pandemi COVID-19 yang mengubah perilaku konsumen menjadi lebih menjaga jarak.
Dampak dari keputusan ini sebanyak 430 karyawan atau sekitar 9% dari total karyawan Gojek, di mana sebagian besar bekerja merupakan staf GoLife dan GoFood Festival, akan meninggalkan Gojek sebagai bagian dari evaluasi terhadap struktur perusahaan.
Karyawan yang terdampak dengan keputusan ini akan mendapat berbagai bentuk dukungan termasuk pesangon di atas standar yang ditetapkan pemerintah, asuransi kesehatan termasuk untuk keluarga hingga akhir 2020, dan perangkat elektronik untuk tetap menjaga produktivitas.
Imbas penutupan GoLife kepada mitra aktif juga akan ditindaklanjuti dengan Program Solidaritas Mitra COVID-19. Program ini berupa dukungan pelatihan untuk menambah keterampilan sebagai bekal jangka panjang mendapat penghasilan dan berupa dana tunai bagi mitra yang memenuhi kriteria.
(*)