Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo menargetkan jumlah pemeriksaan spesimen Covid-19 mencapai 30.000 per hari. Namun, target tersebut belum tercapai.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, mengatakan ada sejumlah hal yang menyebabkan target pemeriksaan spesimen belum bisa tercapai. Pertama, sumber daya manusia (SDM) di laboratorium masih rendah.
"Jadi memang target 30.00 ini cukup berat pada saat ini untuk dicapai. Rata-rata sekitar 20.000 sampai 25.000. Tetapi pernah juga mencapai 30.000," ujarnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (27/8/2020).
Advertisement
"Kondisi ini terjadi karena SDM laboratorium yang memang pada saat ini pekerja di laboratorium tidak banyak dan tentunya ini memerlukan mobilisasi dari SDM laboratorium yang lebih banyak sehingga jam operasionalnya bisa ditingkatkan," sambung dia.
Kedua, manajemen pengiriman sampel Covid-19 dari fasilitas kesehatan ke laboratorium belum optimal. Akibatnya, terjadi antrean panjang saat pengiriman sampel tersebut.
Ketiga, laboratorium yang menguji sampel Covid-19 tidak ditangani satu kementerian atau lembaga. Melainkan dikelola 12 kementerian dan lembaga.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tingkatkan target Pemeriksaan Spesimen
Meski banyak kendala, Wiku memastikan pihaknya bekerja keras untuk mencapai target pemeriksaan spesimen 30.000 per hari.
Wiku juga mengaku sedang meningkatkan kinerja penyelidikan epidemiologi dan contact tracing.
"Agar testing juga bisa ditingkatkan sesuai dengan peningkatan contact tracing tersebut. Selain itu, kita juga menambah laboratorium-laboratorium swasta untuk ikut serta di dalam testing ini," kata dia mengakhiri.Â
Â
Reporter: Titin Supriatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement