Liputan6.com, Jakarta - Jumlah kasus baru Covid-19 di Tanah Air bertambah sebanyak 3.269 orang pada Jumat (4/9/2020).Â
Total, pasien yang dinyatakan positif Covid-19 mencapai 187.537 kasus sejak Maret 2020, berdasarkan info Kementerian Kesehatan melalui Satgas Penanggulangan Covid-19.
Penambahan kasus positif diikuti juga dengan meningkatnya jumlah pasien yang meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.Â
Advertisement
Total ada 7.832 jiwa yang meninggal akibat Covid-19. Angka tersebut setelah terjadi penambahan sebanyak 82 kasus kematian di sejumlah wilayah Indonesia.Â
Namun, di balik itu, ada kabar menggembirakan yang kembali dilaporkan Satgas Covid-19 pada hari ini. Pasien sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 bertambah menjadi 2.126 kasus.Â
Jadi total keseluruhan pasien yang telah sembuh mencapai 134.181 orang.
Data update pasien virus Corona Covid-19 ini tercatat sejak pukul 12.00 WIB, Kamis, 3 September, hingga pukul 12.00 WIB hari ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kasus Kematian di Jatim Lebih Tinggi dari Nasional
Sementara itu,  Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan, kasus kematian akibat Covid-19 di Jawa Timur menembus 2.425 orang atau 7,07 persen.
Itu artinya persentase kasus kematian Covid-19 di Jawa Timur lebih tinggi dari rata-rata nasional.
"Kasus meninggal di Jawa Timur perlu perhatian karena angkanya cukup tinggi yaitu 7,07 persen di atas kasus meninggal nasional 4,2 persen," ujar Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/9/2020).
Wiku menjelaskan, secara umum, kasus Covid-19 di Jawa Timur mengalami fluktuasi namun cenderung meningkat. Per 2 September 2020, jumlah kasus Covid-19 kumulatif di Jawa Timur sebanyak 34.278 dengan kasus aktif 5.076 atau 14,80 persen.
"Dengan angka tersebut, kasus aktif di Jawa Timur termasuk dalam provinsi dengan jumlah lebih rendah dari persentase kasus aktif nasional yaitu 24,1 persen," ucap dia.
Sementara, kasus sembuh dari Covid-19 di Jawa Timur terbilang tinggi, yakni mencapai 26.777 orang atau 78,11 persen. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata kasus sembuh nasional yang mencapai 71,6 persen.
Advertisement
Perjalanan Kasus Corona di Indonesia
Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.
2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.
Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.
Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat
Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.
Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.
Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)
Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.
Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.
Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.
Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.
Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.
Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.
Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.
Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.
Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.