Berhemat Ruang Isolasi bagi Pasien Covid-19

Bertambahnya pasien baru memunculkan bisa memunculkan polemik tersendiri, khususnya terkait kebutuhan ruang isolasi bagi pasien Corona Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Sep 2020, 14:22 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2020, 14:22 WIB
Ruang isolasi yang disiapkan pihak RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara untuk pasien virus Corona, Rabu (29/1/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Ruang isolasi yang disiapkan pihak RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara untuk pasien virus Corona, Rabu (29/1/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 belum usai. Berbagai macam cara terus dilakukan demi menekan angka penambahan kasus akibat infeksi Virus Corona itu.

Lonjakan jumlah pasien baru akhir-akhir inipun memunculkan masalah lain. Khususnya terkait kebutuhan ruang isolasi bagi pasien Covid-19.

Imbauan hingga peringatan keras tentang protokol kesehatan kini semakin digaungkan pemerintah.

Pemerintah tak ingin beban ketersediaan ruang isolasi pasien menjadi masalah, terutama bagi rumah sakit rujukan khusus Covid-19. Banyaknya pasien, membuat rumah sakit rujukan harus menghemat tempat.

"Rumah sakit juga harus dihemat. Karena kan mereka jumlahnya terbatas. tempat tidurnya terbatas, dokternya terbatas, dan semakin banyak kasus kan membahayakan tenaga kesehatan juga," kata Juru Bicara Penanganan Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito kepada Merdeka.

Bagi Satgas Covid-19, menambah ruang isolasi rumah sakit bukan menjadi solusi. Namun, tetap menjaga perilakulah yang dapat membantu meringankan beban para pejuang medis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Angka Ideal Ruang Isolasi

Mengintip Ruang Isolasi Pasien Virus Corona di RSUP Persahabatan
Aktivitas tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). Sebanyak 10 dari 31 pasien yang dipantau dan diawasi RSUP Persahabatan merupakan pasien rujukan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Naiknya tingkat keterpakaian ruang isolasi dirasakan betul petugas kesehatan daerah, seperti terjadi di DKI Jakarta.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, hingga kini tingkat keterpakaian ruang isolasi mencapai angka 80 persen.

Menilik data Pemprov DKI Jakarta per 6 September 2020, tercatat kasus positif Covid-19 sudah mencapai 46.691 kasus.

Dari jumlah itu sebanyak 34.738 pasien berhasil sembuh. Sementara pasien yang meninggal dunia sebanyak 1.289 orang. Masih terdapat 4.082 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 6.582 pasien menjalani isolasi mandiri.

Menurut Dwi, ruang isolasi di rumah sakit diberikan kepada pasien yang menderita gejala sedang hingga berat. Sementara mereka yang mengalami gejala ringan dan tanpa gejala menjalani isolasi mandiri.

"Keterpakaian ruang isolasi di beberapa hari terakhir kisarannya antara 77-80 persen," ujar Dwi kepada Merdeka.

Menurut dia, Pemprov DKI Jakarta menyadari, tindakan isolasi dan perawatan memang merupakan pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan.

Pihaknya sudah menyiapkan jurus demi menurunkan tingkat keterpakaian ruang isolasi ke angka ideal yakni, 60 persen.

Salah satunya dengan berupaya menambah fasilitas ruang isolasi untuk merawat pasien Covid-19. Dengan ditambahnya kapasitas ruang isolasi, maka tingkat keterisian ruang isolasi pun berkurang.

"Lebih dari 60 persen itu terlalu hectic ya situasinya. Makanya kita berusaha untuk meningkatkan tempat tidur baik isolasi maupun ICU," kata Dwi.

Hingga saat ini, pemprov DKI Jakarta sudah menyiapkan 67 rumah sakit rujukan untuk covid. Namun, jika melihat perkembangan kasus yang masih tinggi dan cukup cepat perkembangannya, maka selain menambah rumah sakit rujukan pemprov DKI sudah menugaskan dua rumah sakit umum daerah (RSUD) untuk secara khusuh melayani pasien Covid-19.

Sembari pada saat yang bersamaan pemprov DKI juga sedang mempersiapkan tempat isolasi mandiri bagi pasien dengan gejala ringan maupun tanpa gejala. Tempat yang disiapkan yakni Wisma Atlet Kemayoran.

"Sekarang sedang paralel menyiapkan dengan cepat wisma atlet untuk menambah kapasitas untuk pasien yang tidak bergejala atau gejala ringan," jelas Dwi.

Sedangkan Provinsi Jawa Tengah merasa ruang isolasi dimiliki rumah sakit masih berada di level 50 persen.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan per Sabtu, 5 September 2020 lalu, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit sebanyak 1.049 orang. Sementara pasien yang melakukan isolasi mandiri sebanyak 1.111 orang.

"Keterpakaian ruang isolasi saat ini 50 persen," ungkap dia.

Menilik data kasus Covid-19 di Jawa Tengah per 6 September 2020, kasus positif tercatat sebanyak 16.155 kasus.

Pasien yang sembuh sebanyak 12.331 orang dan yang meninggal dunia sebanyak 1.500 orang. Sementara pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang sedang dirawat berjumlah 2.239.

Oleh karena itu, Tim Satgas Covid-19 mengakui tingkat keterpakaian ruang isolasi di satu daerah bervariasi.

Menurut Juru Bicara Penanganan Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, bisa saja dalam satu daerah ada rumah sakit yang ruang isolasinya sudah tinggi sedangkan rumah sakit lain masih rendah.

Berhadapan dengan fakta tersebut, setiap daerah perlu jeli memperhatikan tingkat keterpakaian ruang isolasi di masing-masing rumah sakit lalu melakukan mobilisasi pasien dari rumah sakit yang sudah tinggi tingkat keterpakaiannya ke rumah sakit yang levelnya masih rendah.

"Jadi dinas kesehatan harus tahu seluruh rumah sakit rujukan yang ada di tempatnya. Selalu diamati keterpakaian tempat tidur. Kalau sudah mulai penuh, digeser diarahkan ke rumah sakit lainnya sudah rujukan," kata Wiku menjelaskan.

 


Penemuan Kasus Covid-19 Sejak Pertama Kali hingga Kini

Kesiapan RS Pertamina Jaya
Tim dokter melakukan pengecekan alat ventilator di ruang ICU RS Pertamina Jaya, Jakarta, Senin (6/4/2020). Secara keseluruhan RSPJ memiliki kapasitas 160 tempat tidur dengan 65 kamar isolasi dengan negative pressure untuk merawat pasien yang positif Corona. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selama Maret 2020 ketika awal ditemukannya kasus pertama, total kasus virus Corona Covid-19 sudah mencapai angka 1.528.

Adapun pasien meninggal dunia 136 orang dan 81 orang berhasil sembuh. Sisanya 1.311 orang dalam perawatan.

Sepanjang April 2020 terjadi penambahan sebanyak 8.590 kasus baru. Hingga 30 April secara kumulatif sudah 10.118 kasus positif Covid-19 yang dikonfirmasi oleh pemerintah.

Jumlah pasien yang berhasil sembuh sebanyak 1.522 orang dan pasien meninggal 792 orang. Pasien positif Covid-19 sudah tersebar di 22 provinsi. Sementara, penularan Covid-19 telah terjadi di 310 kabupaten/kota di seluruh provinsi Indonesia.

Kemudian pada Mei 2020 tercatat sebanyak 16.355 kasus baru. Dengan begitu, jumlah total pasien positif Covid-19 di Indonesia mencapai 26.473 orang. Total pasien yang meninggal dunia di Indonesia akibat Covid-19 saat itu sebanyak 1.613 dan pasien sembuh sebanyak 7.308.

Memasuki Juni 2020, kasus harian mulai menyentuh angka ribuan. Terjadi penambahan sebanyak 29.912 kasus baru di bulan Juni.

Angka tersebut membuat jumlah total kasus menjadi sebanyak 56.385 kasus. Pasien yang berhasil sembuh sebanyak 24.806 orang. Sedangkan total pasien yang meninggal dunia sebanyak 2.876.

Sepanjang Juli 2020 masih terjadi penambahan sebanyak 51.991 kasus baru. Jumlah kasus positif semakin membengkak. Melewati angka 100.000 kasus, tepatnya 108.376. Jumlah pasien sembuh juga bertambah, mencapai 65.907. Yang meninggal dunia sebanyak 5.131.

Hingga akhir Agustus 2020, total 174.796 kasus Covid di Indonesia. Sepanjang Agustus terjadi penambahan sebanyak 66.420 kasus baru.

Pada September 2020 ini, kasus harian Covid-19 sempat menyentuh angka 3.000. Pasien yang telah dinyatakan sembuh mencapai 125.959. Sementara jumlah total yang meninggal dunia sebanyak 7.417.

Pandemi Covid-19 pun sudah menyerang 34 provinsi di Indonesia. Penularan terjadi di 488 kabupaten/kota.

Dari jumlah tersebut terdapat 5 provinsi paling besar penularan. Di antaranya, DKI Jakarta sebanyak 40.086 kasus (22,9 persen), Jawa Timur sebanyak 33.543 (19,2 persen), dan Jawa Tengah dengan jumlah kasus positif mencapai 13.964 (8,0 persen).

Selanjutnya ada Sulawesi selatan sebanyak 11.978 kasus (6,9 persen) dan Jawa Barat sebanyak 11.063 kasus (6,3 persen).

 

Reporter : Wilfridus Setu Embu

Sumber : Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya