Satgas Sebut Ada 4 Sebab Jumlah Kasus Positif Covid-19 Meningkat

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, ada 4 penyebab jumlah kasus positif Covid-19 meningkat.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 25 Sep 2020, 10:05 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2020, 10:04 WIB
Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito tegaskan kasus kematian yang dilaporkan itu kasus konfirmasi dan probable COVID-19 saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (22/9/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, ada 4 penyebab jumlah kasus positif Covid-19 meningkat.

Yang pertama, dia menyebut, masih banyak masyarakat belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Kondisi ini diperburuk dengan banyaknya masyarakat yang masih sering berkerumun, sehingga risiko penularan Covid-19 meningkat.

Kedua, Wiku mengatakan masyarakat semakin lengah dan mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah banyak setiap harinya.

"Masyarakat seolah tidak memiliki empati meski telah menyaksikan begitu banyak korban yang muncul setiap hari menjadi kasus positif Covid-19," ucap Wiku dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis 24 September 2020.

Penyebab ketiga yakni, sebagian besar masyarakat masih takut untuk melakukan testing saat memiliki gejala Covid-19. Hal ini dikarenakan adanya stigma negatif dari masyarakat tentang orang terpapar corona.

Selain itu, masyarakat takut terhadap potensi biaya tinggi dalam perawatan Covid-19. Pemerintah menekankan pentingnya testing untuk mencegah penyebaran virus corona semakin meluas.

"Kami imbau agar masyarakat tidak memandang negatif pada mereka yang positif covid. Karena penyakit ini bukan penyakit yang memalukan. Siapapun yang terkena covid harus kita bantu dan kita sembuhkan," ujar Wiku.

"Tidak usah khawatir terhadap biaya perawatan karena seluruhnya ditanggung pemerintah baik dengan BPJS atau tidak," sambungnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tren Konspirasi Anti-Covid-19

Wiku juga menjelaskan, salah satu penyebab terakhir, karena adanya tren berita tentang konspirasi anti-Covid-19 yang belum tervalidasi kebenarannya dan tidak berbasis pada data ilmiah.

Namun, berita tersebut dipercaya oleh masyarakat sehingga mempengaruhi kenaikan kasus Covid-19.

"Kami imbau masyarakat betul-betul bisa bekerja sama dengan pemerintah, karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh kolaborasi dengan masyarakat untuk tekan angka penularan," jelas Wiku.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya