BNPB: Bahaya Hidrometeorologi Tetap Jadi Ancaman Hingga Akhir Tahun

BNPN meminta masyarakat mewaspadai bencana seperti banjir, angin puting beliung dan tanah longsor, yang masih akan terjadi di wilayah Indonesia hingga akhir tahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Okt 2020, 18:03 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2020, 18:03 WIB
FOTO: Tim SAR Bersihkan Material Longsor Usai Banjir Bandang Sukabumi
Tim SAR gabungan TNI, Polri, dan relawan membersihkan material longsor usai banjir bandang menerjang Kampung Cibuntu, Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Sukabumi, Selasa (22/9/2020). Banjir mengakibatkan puluhan bangunan rusak berat, 12 rumah hanyut, dan dua korban hilang. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 2.131 bencana terjadi dari awal Januari hingga akhir September 2020. BNPB mencatat, 99 persen bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin puting beliung dan tanah longsor, masih dominan terjadi di wilayah nusantara.

"Bahaya hidrometeorologi tetap menjadi ancaman hingga akhir tahun ini," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, Kamis (1/10/2020).

Banjir merupakan bencana yang paling banyak terjadi yaitu sebanyak 791 kali. Disusul puting beliung 573 kali, tanah longsor 387, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 314, gelombang pasang atau abrasi 26, kekeringan 22, gempa bumi 13 dan erupsi gunung api 5 kali.

"Sejumlah kejadian tersebut berdampak pada kerugian, baik korban jiwa dan harta benda," ujar Raditya.

BNPB mencatat 322 orang meninggal dan hilang, 454 mengalami luka-luka dan 4.481.641 mengungsi dan terdampak akibat bencana yang terjadi.

Sedangkan kerusakan infrastruktur, bencana berdampak pada kerusakan di sektor pemukiman 31.749 unit rumah, 627 fasilitas pendidikan, 653 fasilitas peribadatan dan 128 fasilitas kesehatan mengalami kerusakan akibat bencana alam.

Jumlah kejadian hingga bulan kesembilan ini turun dibandingkan pada periode waktu yang sama pada 2019 lalu. Data BNPB mencatat, jumlah bencana 2020 turun sekitar 25,1 persen dibandingkan pada tahun lalu.

"Persentase penurunan juga terjadi pada jumlah korban meninggal dan hilang, luka-luka, menderita dan mengungsi serta rumah rusak," ujar Raditya.

 

 

Bencana Sepanjang September

Sementara itu, pada September 2020, sebanyak 196 bencana terjadi dan mengakibatkan 26 jiwa meninggal dunia. Dari jumlah kejadian, bencana yang paling sering terjadi antara lain di wilayah Provinsi Jawa Timur 49 kali, Jawa Barat 43, Kalimantan Barat 14, Sumatera Utara 10 dan Sumatera Barat 10.

"Korban meninggal sepanjang September 2020 sebanyak 26 orang, jumlah korban diakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan angin puting beliung," ujar dia.

"Dari total 26 korban meninggal, 1 orang masih dinyatakan hilang," tutup Raditya.

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya