BPBD Sebut Alat Deteksi Dini Tsunami di Pantai Tasikmalaya Rusak

BPBD Tasikmalaya telah mengajukan permohonan 4 unit alat deteksi dini tsunami untuk dipasang di sepanjang garis pantainya.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 04 Okt 2020, 20:32 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2020, 20:32 WIB
Kawasan wisata pantai Garut Selatan yang memanjang mulai Cidaun perbatasan Cianjur, hingga Cibalog Kabupaten Tasikmalaya, sangat potensial menjadi salah satu penyumbang terbesar PAD masyarakat Garut Selatan
Kawasan wisata pantai Garut Selatan yang memanjang mulai Cidaun perbatasan Cianjur, hingga Cibalog Kabupaten Tasikmalaya, sangat potensial menjadi salah satu penyumbang terbesar PAD masyarakat Garut Selatan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menyampaikan bahwa alat peringatan dini tsunami di kawasan Pantai Cipatujah, Tasikmalaya tidak berfungsi. Alat tersebut rusak sejak beberapa tahun lalu.

"Sama sekali belum ada (alat peringatan dini tsunami), pernah ada satu di Cipatujah, tapi tak lagi berfungsi," kata Pelaksana tugas Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Nuraedidin, Minggu (4/10/2020).

Ia menuturkan, Kabupaten Tasikmalaya memiliki garis pantai cukup panjang berbatasan dengan Kabupaten Garut dan Pangandaran yang menghadap ke laut lepas Samudera Hindia.

Pantai selatan Tasikmalaya yang memiliki potensi bencana alam itu, kata dia, sejak peristiwa tsunami Pangandaran dan melanda beberapa daerah lainnya tahun 2006 belum banyak dipasang alat peringatan dini tsunami.

Nuraedidin mengatakan, pihaknya telah mendata kebutuhan alat peringatan dini tsunami di sepanjang pantai Tasikmalaya. Hasilnya, Tasikmalaya membutuhkan empat alat yang saat itu sudah disampaikan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Wilayah pesisir pantai ada 53 kilometer, jadi idealnya memang empat unit alat peringatan dini," katanya.

Meski tidak ada alat peringatan dini tsunami, Nuraedidin memastikan bahwa jajarannya tetap siap siaga dan memasang rambu-rambu untuk jalur evakuasi agar masyarakat mengetahui jalur penyelamatan apabila terjadi bencana.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Edukasi Masyarakat

Selain itu, lanjut dia, jajarannya terus mengedukasi masyarakat dan menyosialisasikan berbagai potensi bahaya bencana dan cara penyelamatannya untuk mengurangi tingkat risiko bencana.

"Kami juga terus berikan edukasi kepada mereka agar mereka tetap waspada, karena bencana ini tak bisa diprediksi," kata Nuraedidin.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya