Bantu Satgas, Kemendikbud Terjunkan Mahasiswa Sebagai Duta Perubahan Perilaku Masyarakat

Kemendikbud bersama seluruh organisasi mahasiswa bidang kesehatan telah berhasil menjaring lebih dari 15.000 relawan untuk membantu pencegahan penyebaran COVID-19.

oleh Yopi Makdori diperbarui 14 Okt 2020, 17:39 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2020, 17:39 WIB
Pemkot Bogor Sediakan Wastafel Portabel Buat Warga
Warga menggunakan fasilitas tempat cuci tangan atau wastafel portabel di Pasar Bogor, Jalan Suryakencana, Kota Bogor, Sabtu (29/3/2020). Wastafel portabel itu sebagai upaya meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga mencegah penyebaran pandemi virus Corona. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) menggagas Duta Mahasiswa Perubahan Perilaku. Hal ini sekaligus menjadi bentuk komitmen Kemendikbud untuk mendukung Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas) untuk mensosialisasikan adaptasi kebiasaan baru (AKB) di tengah masyarakat.

“Saat ini, mahasiswa akan diterjunkan kembali untuk membantu Satgas Penanganan COVID-19 sebagai duta perubahan perilaku masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan 3M untuk mencegah penularan COVID-19,” ucap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam dalam keterangan tulis, Rabu (14/10/2020).

Nizam menyampaikan sejak awal pandemi COVID-19, Kemendikbud bersama seluruh organisasi mahasiswa bidang kesehatan telah berhasil menjaring lebih dari 15.000 relawan untuk membantu pencegahan penyebaran COVID-19. Semua relawan ini, mendapatkan capacity building melalui webinar dari WHO, Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Spesialis.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengatakan target dari Duta Mahasiswa ini adalah mengubah pandangan masyarakat yang masih memiliki persepsi tidak mungkin terpapar atau terinfeksi COVID-19.

“Ini adalah misi kemanusiaan dalam rangka menyelamatkan jiwa manusia. Tugas kita harus memberikan penjelasan bahwa COVID-19 ini nyata, bukan rekayasa, bukan konspirasi. Korban jiwa sudah mencapai satu juta orang dan yang terpapar lebih dari 32 juta orang,” ujar Doni Monardo.

Untuk diketahui, sebagai indikator keberhasilan dari program ini antara lain peningkatan persentase orang yang berubah perilakunya dari belum patuh menjadi lebih patuh, penurunan angka kasus aktif penularan COVID-19 di daerah sasaran.

Selain itu, perubahan status zonasi risiko penularan COVID-19 di daerah sasaran, serta mahasiswa mampu mengidentifikasi dan merespons masalah yang ada di lingkungannya akibat wabah COVID-19 berdasarkan pemetaan masalah dan perkembangannya secara berkala setelah diintervensi oleh kegiatan mahasiswa.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Fokus 15 Kabupaten/Kota

Pengelolaan duta mahasiswa perubahan perilaku akan dilakukan melalui platform daring RECON (Relawan Covid-19 Nasional) yang dapat diakses melalui tautan http://relawan.kemdikbud.go.id/.

Pelaksanaan edukasi perubahan perilaku difokuskan pada 15 kabupaten/kota di delapan provinsi dengan kasus Covid-19 tertinggi. Masing-masing kabupaten/kota akan menerjunkan 75 mahasiswa untuk melaksanakan program edukasi perubahan perilaku yang dibagi ke dalam 5 tim.

Setiap tim berjumlah 15 mahasiswa dan didampingi oleh satu dosen pendamping lapangan. Saat ini jumlah duta perubahan perilaku yang sudah terdaftar sebanyak 1125 mahasiswa, 90 dosen pendamping lapangan dari 73 perguruan tinggi.

Pelaksanaan edukasi perubahan perilaku dilakukan secara bertahap dengan didahului identifikasi masalah, penyusunan program kreatif kemudian edukasi perubahan perilaku kepada masyarakat dengan pola pelaksanaan 20 hari di lapangan dan 5 hari evaluasi secara periodik sampai 31 Desember 2020.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya