Baleg Putuskan Tidak Lanjutkan Pembahasan RUU Ketahanan Keluarga

Lima fraksi menolak melanjutkan pembahasan RUU Ketahanan. Sisanya, 4 Fraksi menyatakan ingin RUU Ketahanan Keluarga dilanjutkan pembahasan di Badan Legislasi.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 24 Nov 2020, 13:56 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 13:55 WIB
20160210- Mayoritas Fraksi DPR Setuju Revisi UU KPK-Jakarta-Johan Tallo
Suasana Rapat pleno mengenai kelanjutan revisi UU KPK di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (10/2/2016). Meskipun rencana revisi itu dikecam masyarakat, 9 dari 10 fraksi di Baleg DPR menyetujui revisi UU KPK. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Lima fraksi menolak melanjutkan pembahasan RUU Ketahanan Keluarga. Sisanya, 4 Fraksi menyatakan ingin RUU Ketahanan Keluarga dilanjutkan pembahasan di Badan Legislasi.

Kelima fraksi yang menyatakan penolakan dalam rapat adalah PDIP, PKB, Demokrat, Golkar, dan NasDem. Fraksi yang menerima dan meminta untuk dilanjutkan adalah Gerindra, PKS, PAN, dan PPP.

Ketua Baleg Supratman Andi Agtas menyatakan Baleg DPR belum bisa meneruskan pembahasan RUU Ketahanan Keluarga ke tingkat selanjutnya.

“Dengan selesainya kita lakukan harmonisasi, apakah RUU Ketahanan Keluarga yang sudah selesai diharmonisasi belum kita proses lebih lanjut? Setuju?,” tanya Supratman di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (24/11/2020).

“Setuju,” jawab anggota kelima fraksi yang menolak.

“Dengan demikian, selesailah pengambilan keputusan kita hari ini,” ucapnya.

Diketajui, sejak awal pengusulan RUU Ketahanan Keluarga ini sudah menimbulkan kontroversi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Campuri Urusan Rumah Tangga?

Anggota Baleg DPR RI dari Fraksi Golkar Nurul Arifin, mengkritisi RUU Ketahanan Keluarga, yang dinilainya mencampuri urusan orang atau rumah tangga orang lain.

"Di dalam RUU Ketahanan Keluarga ini, kita juga menjadi suatu bangsa yang kayaknya resek begitu ya. Reseknya itu seperti di Bab 9 ada peran serta masyarakat, ini semangatnya menjadi kayaknya kok kita mengurusi rumah tangga orang lain, rumah tangga itu mempunyai entitasnya sendiri," kata Nurul.

Dia menyebut, adanya RUU Ketahanan Keluarga tersebut hanya merusak persatuan yang telah ada. "Kesatuan ini tetap harus dipelihara, dengan adanya RUU ini, kesatuan ini menjadi tercabik-cabik gitu," ungkap Nurul.

Bahkan, Nurul memandang, RUU Ketahanan Keluarga ini, seperti berubah-ubah. Karena di satu sisi melihat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), tapi juga menawari Pusat Layanan Ketahanan Keluarga (PLKK) dalam aturan tersebut.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya