Nadiem Makarim Luncurkan Pedoman Protokol Kesehatan Covid-19 dalam 77 Bahasa Daerah

Nadiem Makarim meluncurkan, pedoman perubahan perilaku protokol kesehatan Covid-19 dalam 77 bahasa daerah.

oleh Yopi Makdori diperbarui 02 Des 2020, 16:13 WIB
Diterbitkan 02 Des 2020, 13:06 WIB
FOTO: Mendikbud - DPR Evaluasi Belajar dari Rumah hingga Kesiapan Rekrutmen Guru Honorer
Mendikbud Nadiem Makarim saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2020). Rapat membahas evaluasi program belajar dari rumah terkait subsidi kuota internet serta isu-isu kesiapan rekrutmen guru honorer tahun 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan Kebudayaan Nadiem Makarim meluncurkan, pedoman perubahan perilaku protokol kesehatan Covid-19 dalam 77 bahasa daerah. Hal ini dilakukan, agar mudah dipahami oleh masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

"Semoga masyarakat tergerak menerapkan pedoman ini dalam hidup sehari-hari. Saya berterima kasih pada inisiatif yang diambil Kepala Badan Bahasa yang bekerja sama dengan Satuan Tugas (Satgas) Covid-19," kata Nadiem, Rabu (2/12/2020).

Dia juga menuturkan, kampanye pencegahan penyebaran Covid-19 harus mudah dipahami masyarakat. Strategi Kemendikbud adalah mengubah pesan-pesan itu ke dalam bahasa yang paling dekat dengan masyarakat yaitu bahasa daerah.

"Bahasa daerah sebagai bahasa ibu, dinilai sebagai sarana yang lebih efektif untuk mendekatkan isi pesan secara emosional kepada para pendengarnya," jelas Nadiem.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Diapresiasi Satgas Covid-19

Terobosan ini mendapatkan tanggapan positif dari Ketua Penanganan Satgas Covid-19, Doni Monardo. Menurutnya, bahasa daerah sangat potensial untuk mempercepat transfer informasi ke publik.

"Bahasa daerah sangat strategis untuk mempercepat sampainya informasi kepada masyarakat, mengingat istilah-istilah yang dipakai dalam konteks Covid-19 seringkali merupakan bahasa asing atau serapan dari bahasa asing seperti 'adaptasi', 'asimptomatik', new normal, dan social distancing," kata dia.

Doni meyakini, penjelasan tentang Covid-19 harus memakai bahasa yang mudah supaya cepat dimengerti masyarakat, sekaligus menunjukkan kebesaran bangsa Indonesia dari sisi keragaman budaya. "Saya harap, masyarakat lebih cepat mempelajari tentang Covid-19 dan tahu cara melawannya," jelas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya