Liputan6.com, Jakarta Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani mengatakan getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru terekam satu kali berdasarkan laporan petugas Pos Pantau yang diterima PVMBG.
"Pada periode pengamatan Sabtu (5/12/2020) pukul 06.00 WIB sampai 12.00 WIB terekam satu kali getaran banjir atau lahar dingin Gunung Semeru dengan amplitudo 10 mm selama 2.700 detik," kata Nia dalam pesan singkat yang diterima di Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (5/12/2020).
Baca Juga
Secara visual, lanjut dia, letusan teramati sebanyak dua kali dengan ketinggian asap sekitar 300 hingga 500 meter, warna asap putih tebal condong ke arah utara.
Advertisement
"Selain itu teramati guguran sebanyak empat kali jarak luncur sekitar 200 hingga 500 meter dari ujung lidah lava ke arah Besuk Kobokan," tuturnya seperti dikutip dari Antara.
Sedangkan periode pengamatan Sabtu pukul 12.00 WIB hingga 18.00 WIB secara visual Gunung Semeru tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati, serta terjadi satu kali hujan gerimis.
Untuk aktivitas kegempaan terekam adanya letusan sebanyak satu kali, guguran satu kali, dan embusan sebanyak empat kali, sehingga aktivitas Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tak Beraktivitas di Radius 1 Kilometer
Nia menjelaskan status Gunung Semeru pada level II atau waspada, sehingga masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
"Masyarakat juga diimbau mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi.
"Perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan dan mewaspadai ancaman lahar di alur sungai yang berhulu di Gunung Semeru karena banyaknya material vulkanik yg sudah terbentuk," katanya.
Â
Advertisement