Muhammadiyah Sayangkan Keterlibatan Pangdam Jaya di Konpers Penembakan FPI

Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman turut hadir saat Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengungkap kasus penembakan di Tol Jakarta-Cikampek yang menewaskan 6 anggota FPI.

oleh Yopi Makdori diperbarui 08 Des 2020, 22:24 WIB
Diterbitkan 08 Des 2020, 22:23 WIB
FOTO: Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya Beri Keterangan Terkait Penyerangan Petugas
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran (tengah) bersama Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman (kedua kiri) memberi keterangan terkait penyerangan petugas di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/12/2020). Polisi menembak mati enam pengikut Rizieq Shihab pada dini hari tadi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, Busyro Muqoddas menyoroti keterlibatan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dalam konferensi pers (konpers) pengungkapan kasus baku tembak antara polisi dan anggota Front Pembela Islam (FPI) hingga menewaskan enam orang laskar.

"Menyayangkan keterlibatan Pangdam Jaya dalam proses penjelasan peristiwa kematian enam anggota FPI oleh pihak kepolisian," kata Busyro dalam konferensi pers secara daring, Selasa (8/12/2020).

Menurutnya, hal itu menguatkan dugaan keterlibatan TNI dalam penanganan penyidikan tindak pidana. Sedangkan itu bukan tugas TNI.

"Hal ini menguatkan dugaan TNI turut diperankan dalam penanganan penyidikan tindak kejahatan yang berarti TNI telah keluar dari fungi dan tugas utama TNI," tegasnya.

Seperti diketahui, Mayjen TNI Dudung Abdurachman turut hadir saat Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menggelar jumpa pers terkait kematian enam laskar FPI.

Menurut Fadil, anggota Polda Metro Jaya diserang diduga kelompok simpatisan Pimpinan FPI) Rizieq Shihab di Kilometer 50 Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12/2020) dini hari. Enam orang dari pihak laskar FPI tewas dalam insiden tersebut.

"Bahwa akan ada pengerahan kelompok massa untuk mengawal pemeriksaan MRS di Polda Metro Jaya. Terkait itu kami kemudian melakukan penyelidikan kebenaran info itu," kata dia di Polda Metro Jaya, Senin.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kronologi Kasus

Fadil menerangkan, kepolisian bertemu dengan salah satu kendaraan di ruas jalan tol. Ketika anggota Polda Metro Jaya membuntuti, mobil itu memepet dan melakukan penyerangan dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.

Kepolisian pun melepaskan tembakan. Enam orang meninggal dunia lokasi kejadian, sementara empat orang lainnya kabur.

"Anggota yang terancam keselamatan jiwanya karena diserang kemudian melakukan tegas dan terukur, sehingga terhadap kelompok yang diduga pengikut MRS yang berjumlah 10 orang ada enam orang yang meninggal dunia," tandas dia.

Sementara pihak FPI menyatakan, justru anggotanya lah yang diadang oleh orang tak dikenal di tol tersebut. Kuasa hukum Rizieq Shihab, Aziz Yanuar menegaskan, pihaknya lah yang diserang dan ditembak.

"Bahwa benar ada peristiwa penghadangan, penembakan terhadap rombongan IB HRS (Imam Besar Habib Rizieq Shihab) dan keluarga serta penculikan terhadap enam orang laskar pengawal IB," tutur Aziz dalam keterangannya, Senin (7/12/2020).

Dia mengatakan, peristiwa terjadi di dekat pintu Tol Karawang Timur.

Menurut dia, saat itu, Rizieq dan keluarganya termasuk cucunya yang masih balita akan menuju tempat pengajian subuh keluarga.

"Sekali lagi ini pengajian subuh internal khusus keluarga inti. Dalam perjalanan menuju lokasi pengajian subuh keluarga tersebut, rombongan diadang oleh preman OTK," ujar Aziz.

Dia menyebut OTK ini mengeluarkan tembakan ke laskar pengawal keluarga. Para pengadang, lanjut dia, 1 mobil berisi 6 orang laskar masih hilang diculik. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya