Cegah Longsor, Kepala BNPB Ajak Warga Tanam Pohon di Lahan Miring

Kepala BNPB Doni Monardo berharap, bencana longsor seperti yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tidak berulang.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 11 Jan 2021, 08:18 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2021, 08:18 WIB
Kepala BNPB Doni Monardo saat meninjau lokasi tanah longsor di Desa Cihanjuang, Sumedang.
Kepala BNPB Doni Monardo saat meninjau lokasi tanah longsor di Desa Cihanjuang, Sumedang. (Foto: Dokumentasi BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penangggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengajak masyarakat untuk menanam pohon di kawasan dengan kemiringan. Langkah itu untuk mencegah terjadinya bencana longsor di kemudian hari.

"Menanam pohon di kemiringan adalah kewajiban. Karena kalau bukan pohon tetapi sayuran, tanah itu tidak kuat menahan erosi. Curah hujan tinggi akan mudah longsor," kata Doni saat meninjau lokasi tanah longsor di Desa Cihanjuang, Sumedang, Jawa Barat dalam siaran pers diterima, Senin (11/1/2021).

Doni menambahkan, kontur atau morfologi tanah di Jawa Barat berupa kemiringan terjal. Karenanya, dia meminta jangan menebang pohon.

Sebab, bila pohon ditebang, tiga tahun kemudian akar akan busuk. Akibatnya air akan masuk di sela-sela akar yang mengakibatkan tanah menjadi labil.

"Akibat tanah labil dengan kemiringan tertentu sehingga dengan mudah longsor. Pengetahuan tentang ini belum banyak dimiliki oleh masyarakat kita," kata Doni.

Melalui pencegahan dengan menanam pohon, Doni berharap bencana longsor seperti yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tidak berulang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


13 Meninggal, 27 Orang Masih Hilang dalam Bencana Longsor di Sumedang

Longsor Sumedang
Tim SAR gabungan mencari korban longsor di wilayah Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (9/1/2021). (Foto: Dok Basarnas)

Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, 13 orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan 27 orang dalam pencarian bencana longsor di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

"Total dalam pencarian total 27 orang dengan rincian 6 sesuai data awal dan penambahan 21 sesuai dengan laporan masyarakat ke posko. Data berdasarkan info dari incident commander dan Puskesmas Sawah Dadap," ujar Deden dalam keterangan resmi, Minggu (10/1/2021).

Dari kejadian longsor yang terjadi pada Sabtu (9/10/2021), jumlah orang yang selamat mencapai 25 orang. Rinciannya, tiga dievakuasi tim SAR gabungan dan 21 menyelamatkan diri.

Adapun pencarian hari kedua Minggu siang hingga pukul 14.00 WIB, tim SAR gabungan telah menemukan dua korban dalam keadaan meninggal dunia.

Pencarian korban longsor dihentikan sementara pada pukul 14.00 WIB dikarenakan hujan mengguyur wilayah kejadian.

"Hingga pukul 16.00 WIB pencarian masih belum dilanjutkan karena dikhawatirkan dapat membahayakan personil yang bertugas mengingat hujan yang cukup besar bisa membuat pergerakan tanah dan dikhawatirkan menyebabkan longsor susulan," ucap Deden

Namun, lanjut Deden, jika cuaca memungkinkan, maka pencarian akan dilanjutkan pada malam hari. Tim SAR gabungan sendiri telah melakukan pencarian dengan dibantu alat berat untuk mengangkut material longsor.

Selain itu juga Tim SAR Gabungan gunakan alkon dan alat ekstrikasi untuk melakukan pencarian. Deden mengimbau untuk warga yang merasa kehilangan anggota keluarga agar melaporkan ke Posko SAR gabungan yang berada di SMAN 1 Cimanggung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya