Adanya Desakan Lockdown di Jawa, Ganjar: Tidak Semudah Itu, Benturan Mesti Dieliminasi

Ganjar Pranowo menilai bahwa sudah banyak negara yang menggunakan teori lockdown, namun belakangan kasus Covid-19 kembali muncul.

oleh stella maris diperbarui 27 Jan 2021, 18:51 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2021, 18:34 WIB
Bersama Empat Lembaga, Komnas HAM Sepakati Pelaksanaan Festival HAM Indonesia
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo memberi sambutan jelang MoU Festival HAM Indonesia di Jakarta, Rabu (3/10). Acara ini bertema Merawat Keberagaman, Memperkuat Solidaritas Menuju Indonesia yang Inklusif dan Keberkeadilan. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

 

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pihak mendesak Pemerintah, untuk melakukan perubahan terkait penanganan Covid-19 karena melihat angka kasus Covid-19 mencapai satu juta orang. 

Dicky Budiman, seorang epidemolog Universitas Griffith Australia salah satu yang mendesak Pemerintah melakukan mekanisme lockdown. Jika tidak bisa secara keseluruhan, Dicky meminta lockdown dilakukan di seluruh pulau Jawa.

Terkait hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo angkat bicara. Dia menilai bahwa sudah banyak negara yang menggunakan teori lockdown, namun belakangan kasus Covid-19 kembali muncul.

"Sebenarnya kalau pakai teori itu sudah banyak juga. Ada yang sudah pernah lockdown, gitu kan, tapi muncul lagi. Sekarang ada banyak pertimbangan, yang dibutuhkan itu sebenarnya dukungan masyarakat," kata Ganjar ditemui di ruang kerjanya, Rabu (27/1).

Ganjar menegaskan, lockdown itu bukan tanpa masalah. Hanya saja masih banyak persoalan yang harus diselesaikan dengan adanya kebijakan lockdown.

"Statemen lockdown itu gampang. Harus lockdown. Oke. Tapi kan turunannya kan banyak yang harus diselesaikan," ucapnya.

Memang banyak diskusi yang digelar soal lockdown ini, mereka yang mengamini teori ini menilai bahwa persoalan turunan dari kebijakan lockdown menjadi urusan pemerintah. Mereka menilai, seharusnya pemerintah bisa mengatur persoalan itu.

"Oh tidak. Tidak semudah itu. Benturan-benturan mesti kita eliminasi. Idealnya begitu (lockdown), tapi kalau nggak bisa, ya kita ambil grade yang kedua," tegasnya.

Hari ini lanjut Ganjar, yang dibutuhkan adalah edukasi dan sosialisasi. Dukungan masyarakat juga harus ditingkatkan. Untuk itu, dirinya sudah meminta Disporapar, Disperindag dan lainnya yang menangani soal bisnis, agar terus mengedukasi adaptasi baru dan tertib.

Ganjar mencontohkan, restoran, mal, pasar, rumah makan semuanya ditata dengan protokol kesehatan yang ketat, maka itu bisa berdampak positif.

"Sebenarnya semuanya bisa untuk tertib. Kalau sebelumnya di restoran itu ada 50 kursi, dipangkas jadi 20 dan ditata dengan jarak dan diberikan partisi. Kalau semua sadar dan mendukung, sebenarnya bisa. Sambil pemerintah mengedukasi dan mengontrol," imbuhnya.

Setelah itu lanjut dia adalah ketegasan. Makin tegas protokol kesehatan, menurutnya akan semakin baik.

"Mudah-mudahan, Kapolri baru kan sudah dilantik. Maka kalau aturan sudah dipertegas, maka diharapkan bisa meningkatkan efek jera. Maka menurut saya saat ini, sanksi denda penting," katanya.

Dukung PPKM

Pemerintah lanjut Ganjar sudah melakukan banyak cara untuk menekan penyebaran Covid-19. Salah satunya adalah penerapan PPKM Jawa-Bali yang saat ini sedang berlangsung.

Akan tetapi, PPKM saja lanjut Ganjar masih kurang. Harus ada dukungan masyarakat dan pemerintah juga harus memberikan alternatif agar mereka semua tetap bisa bekerja.

"Meski begitu, PPKM di Jawa Tengah ini memiliki dampak positif, saya berterimakasih pada seluruh Bupati/Wali Kota yang serentak melakukan PPKM ini. Itu wujud kesadaran yang luar biasa dari seluruh Bupati/Wali Kota," jelasnya. 

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya