Survei Indikator: 81,9 Persen Masyarakat Mau Vaksin Asal Halal

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan kehalalan vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu pertimbangan masyarakat untuk bersedia menerimanya.

oleh Ika Defianti diperbarui 21 Feb 2021, 18:19 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2021, 18:19 WIB
FOTO: Ribuan Tenaga Kesehatan Jalani Vaksinasi Dosis Pertama Secara Massal
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis pertama produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan saat vaksinasi massal di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (4/2/2021). Kegiatan yang digelar Kemenkes dan Pemprov DKI Jakarta tersebut sebagai upaya percepatan vaksinasi COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan kehalalan vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu pertimbangan masyarakat untuk bersedia menerimanya. Hal tersebut sesuai dengan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia. 

Survei tersebut dilakukan pada 1-3 Februari 2021, dengan 1.200 responden menggunakan metode simple random sampling. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen.

Survei dilakukan dengan menelepon 1.200 responden, yang dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung dalam rentang 2 Maret 2018-Maret 2020.

"Kehalalan vaksin harus menjadi syarat mutlak, karena 81,9 persen warga hanya mau divaksin jika sudah dipastikan kehalalannya," kata Burhanuddin dalam diskusi daring, Minggu (21/2/2021).

Menurut dia, 16,9 persen masyarakat tetap bersedia divaksin Covid-19, meski status kehalalannya belum ada atau dikeluarkan. Hal terpenting yakni vaksin tersebut terbukti efektif dan aman melindungi diri dari penularan Covid-19.

"Sedangkan 1,2 persen lainnya menjawab tidak jawan atau tidak tahu," ucapnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Menolak Vaksin

Sementara itu, berdasarkan hasil survei sebanyak 32,1 persen masyarakat menyatakan kurang bersedia untuk divaksin. Sedangkan 15,8 persen sangat bersedia dan 39,1 persen cukup bersedia untuk divaksin.

"Lalu 8,9 persen masyarakat menyatakan sangat tidak bersedia untuk divaksin Covid-19, dan 4,2 persen lainnya menjawab tidak tahu atau tidak jawab," jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya