14.000 Mahasiswa Lolos Program Kampus Mengajar

Program Kampus Mengajar bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.

oleh Yopi Makdori diperbarui 16 Mar 2021, 11:04 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2021, 11:03 WIB
Nadiem Makarim
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyebut sebanyak 14.000 mahasiswa lulus Program Kampus Mengajar 2021. Dalam pembekalan kepada peserta pada Senin, 15 Maret 2021, Nadiem memberikan apresiasi.

"Alhamdulillah, ternyata benar bahwa jiwa nasionalisme mahasiswa-mahasiswa kita untuk berpartisipasi dalam sistem pendidikan sangat tinggi, dan inilah yang namanya Merdeka Belajar,” ujar Nadiem, Selasa (16/3/2021).

Program Kampus Mengajar bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan. Melalui program ini, lanjut Nadiem peserta Kampus Mengajar dapat membangun kepercayaan dengan murid, guru, dan satuan pendidikan lainnya serta membangun rasa peduli terhadap kebutuhan pembelajaran para murid.

"Saya percaya setiap anak memiliki potensi untuk berkembang," sebutnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam juga memberikan apresiasi yang tinggi atas semangat yang ditunjukkan para mahasiswa dalam mengikuti program Kampus Mengajar. Hal ini dianggapnya sebagai bentuk kepedulian dari para mahasiswa dan diharapkan mampu menjadi sebuah solusi bagi para siswa Sekolah Dasar (SD) dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar serta berkolaborasi dengan guru, mentransfer pengetahuan dan keterampilan terutama tentang digitalisasi.

“Program ini tentu tidak hanya memberikan manfaat bagi anak-anak kita di SD, tetapi yang terpenting juga bagi para mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pemahaman tentang permasalahan yang dihadapi di pendidikan kita saat ini,” ungkap Nizam.

Sementara itu, Direktur Sekolah Dasar Sri Wahyuningsih, menyampaikan bahwa sebanyak 149.090 SD saat ini sedang mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Dengan hal ini, mahasiswa diharapkan dapat membantu satuan pendidikan SD untuk mendorong melakukan percepatan terhadap ketertinggalan yang selama ini terjadi karena adanya pandemi Covid-19.

“Dari 36.000 lebih mahasiswa yang mendaftar program Kampus Mengajar Angkatan I Tahun 2021, dipilih 15.000 mahasiswa yang lolos berdasarkan hasil seleksi sampai tahap akhir,” tutur Sri.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kampus Mengajar

Program Kampus Mengajar merupakan terobosan Kemendikbud untuk memobilisasi potensi mahasiswa guna membantu proses pengajaran kepada anak-anak setingkat SD. Gagasan ini juga untuk memperbaiki mutu pendidikan Tanah Air yang selama pandemi Covid-19 ini turut terdampak.

Sekolah yang disasar merupakan SD yang berada di sekitar tempat tinggal mahasiswa.

"Jadi SD sasarannya berada di sekitar lokasi adik-adik sekalian. Kita batasi SD-SD yang akreditasinya C, jadi SD yang sangat membutuhkan untuk penguatan mutu dan diutamakan lagi di daerah 3T," ujar Nizam pada Selasa (9/2/2021).

Menurut Nizam para mahasiswa yang mengikuti program ini akan turut melakukan pembelajaran secara daring maupun luring ataupun campuran mendampingi para guru yang sudah ada. Program ini bakal dimulai pada Maret dan berakhir pada akhir semester ini, yakni 25 Juli 2021.

"Selama mengajar ini, adik-adik akan dibimbing para dosen baik dari dosen perguruan tinggi sendiri maupun dari perguruan tinggi yang menjadi pembina dari program ini. Jadi tetap di bawah bimbingan dosen," ungkapnya.

Untuk kriteria mahasiswa yang bisa mengikuti program ini adalah mahasiswa dari semester 5. Semua jurusan bisa mengambil program ini, tak terbatas hanya pada program studi keguruan.

"Peserta dari Kampus Mengajar ini adalah mahasiswa dari semester 5 ke atas. Untuk semua prodi baik pendidikan maupun prodi umum. Karena yang dibutuhkan adalah semangat adik-adik mahasiswa untuk menjadi pendidik yang baik, sehingga tidak dibatasi prodi maupun perguruan tingginya. Dan tentu harus mendapat izin dari kampusnya," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya