Kemendikbud Harapkan Kampus Mengajar Dongkrak Motivasi Siswa untuk Berkuliah

Kampus Mengajar kali pertama dijalankan dalam skala terbatas pada 2019 lalu. Saat itu disebut Kampus Mengajar Perintis.

oleh Yopi Makdori diperbarui 10 Feb 2021, 06:45 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2021, 06:45 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim.
Mendikbud Nadiem Makarim.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendimbud) meluncurkan program Kampus Mengajar. Program ini merupakan salah satu bagian dari program besar Kampus Merdeka yang diinisiasi Kemendikbud di bawah kepemimpinan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Konsep Kampus Mengajar adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk menjalankan pengabdian berupa mengajar siswa pada level sekolah dasar (SD) tanpa perlu dibebani kewajiban kredit semester di kelas. Artinya Kampus Mengajar ini ditujukan untuk menggantikan pembelajaran di dalam kelas selama satu semester kepada para peserta.

Kampus Mengajar kali pertama dijalankan dalam skala terbatas pada 2019 lalu. Saat itu disebut Kampus Mengajar Perintis.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen Paud Dasmen) Kemendikbud, Jumeri meminta para pihak terkait, utamanya Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta para kepala sekolah SD agar bisa mendukung program ini.

"Kepada Bapak/Ibu kepala dinas saya berharap agar adik-adik mahasiswa bisa diterima di satuan-satuan pendidikan yang di bawah kewenangan Bapak/Ibu sekalian. Berilah bimbingan, berilah bantuan agar mereka lancar melaksanakan misinya," pesan Jumeri dalam Peluncuran Kampus Mengajar secara daring pada Selasa (9/2/2021).

Jumeri juga berpesan kepada para guru di SD untuk menerima peserta Kampus Mengajar yang nantinya bakal turut membantu memberikan pengajaran kepada para murid SD. Hadirnya mahasiswa itu, menurut Jumeri mesti dipandang sebagai bentuk kolaborasi guna memberikan perubahan yang lebih baik di sekolah.

"Terimalah adik-adik mahasiswa ini sebagai sebuah kolaborasi untuk menghasilkan perubahan pada sekolah-sekolah yang Bapak/Ibu pimpin. Mereka bisa jadi teman diskusi, teman memecahkan masalah, kemudian juga menjadi motivator bagi anak-anak kita agar kelak dia punya pemikiran, punya impian untuk juga jadi mahasiswa," ucapnya.

 

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dongkrak Semangat Siswa

Jumeri juga menggantungkan harapan kepada program ini. Dengan hadirnya mahasiswa di tengah anak-anak, Jumeri berharap dapat memotivasi mereka agar memiliki semangat berkuliah yang tinggi. Sehingga efek jangka panjangnya adalah mendongkrak angka partisipasi kasar (APK) di perguruan tinggi.

"Kita tidak hanya berpikir tentang pendidikan dasar dan menengah, tapi pendidikan tinggi pun akan mencapai APK yang tinggi lewat anak-anak yang sejak SD berpikiran untuk kelak akan juga menjadi mahasiswa. Kedatangan adik-adik (mahasiswa) ini merupakan energi besar bagi anak-anak kami di SD untuk memotivasi mereka, membangkitkan semangat mereka dalam mencapai cita-cita yang lebih tinggi," pesannya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya