Operasi Kemanusiaan Bencana NTT, Polri Bawa Obat-obatan hingga Anjing Pelacak

Polri berupaya bergerak cepat membantu korban bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT).

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 07 Apr 2021, 20:22 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2021, 20:20 WIB
FOTO: Kondisi NTT Usai Diterjang Banjir Bandang
Warga memeriksa kerusakan usai banjir bandang di Desa Ile Ape, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4/2021). Tim penyelamat terus menggali puing tanah longsor untuk mencari korban yang terkubur usai bencana banjir bandang. (AP Photo/Ricko Wawo)

Liputan6.com, Jakarta - Polri berupaya bergerak cepat membantu korban bencana banjir bandang dan longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT). Operasi kemanusian dan pemberian bantuan pun dilakukan melalui jalur udara.

Kabaharkam Polri Komjen Arief Sulistyanto melepas Satgas Bantuan Bencana Alam NTT di Mako Ditpoludara, Pondok Cabe, Tangerang, Banten.

"Saya tugaskan Kakorpolairud untuk memimpin perjalanan ini, terbang membawa obat-obatan. Tetap utamakan keselamatan personel dan pastikan semuanya aman dan selamat sampai tujuan," tutur Arief dalam keterangannya, Rabu (7/4/2021).

Arief menyebut, Satgas Bantuan Bencana Alam dipimpin langsung oleh Kakorpolairud Irjen Verdianto I Bitticaca selaku Wakasatgas Ops. Pelaksanaan operasi kemanusiaan di NTT itu menggunakan pesawat Polri CN 295 P-4501.

"Laksanakan tugas dengan memerhatikan SOP yang berlaku dalam penanggulangan bencana. Tujuan kita adalah membantu meringankan beban korban bencana," jelas dia.

Selain obat-obatan, Satgas Bantuan Penanganan Bencana Alam juga membawa berbagai bantuan lain, seperti hand sanitizer dan makanan. Tim juga membawa enam anjing pelacak K-9 dengan kualifikasi pencarian korban bencana alam.

"Dilanjutkan dengan distribusi bantuan di lapangan," Arief menandaskan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Korban Bencana di NTT: 124 Warga Meninggal dan 74 Orang Hilang

FOTO: Kondisi NTT Usai Diterjang Banjir Bandang
Kerusakan jembatan yang tersapu banjir bandang di Waiwerang, Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4/2021). Tim penyelamat terus menggali puing tanah longsor untuk mencari korban yang terkubur usai bencana banjir bandang. (AP Photo/Rofinus Monteiro)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, ada penambahan jumlah korban jiwa akibat bencana alam seperti banjir bandang hingga tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Rabu pukul 14.00 WIB.

"Data 124 jiwa meninggal dunia dan 74 orang hilang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati dalam diskusi virtual, Rabu (7/4/2021).

Dia menjelaskan, warga NTT yang menjadi korban meninggal tersebut tersebar di sejumlah wilayah. Sebanyak 67 korban meninggal tersebut ada di Kabupaten Flores Timur, 28 orang Kabupaten Lembata, 21 orang Kabupaten Alor, dan tiga orang di Kabupaten Malaka.

Lalu, dua orang meninggal di Kabupaten Sabu Raijua, dan Kabupaten Kupang, Kota Kupang, serta Kabupaten Ende masing-masing satu orang.

Sedangkan yang masih dinyatakan hilang paling banyak di Kabupaten Lembata yakni 44 orang. "Enam orang di Flores Timur dan 24 orang di Kabupaten Alor," ucap dia.

Selanjutnya, 129 orang luka-luka dan terdapat 4 ribuan warga jadi korban bencana alam akibat siklon tropis Seroja ini.

Raditya juga menyatakan, akibat bencana tersebut 1.962 rumah warga di NTT terdampak. Rinciannya, rumah rusak berat 688 unit, kerusakan ringan 154 unit, dan rusak sedang 272 unit

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya