Megawati Ajak Semua Pihak untuk Siaga Hadapi Bencana

Megawati Soekarnoputri mengajak semua pihak untuk siaga menghadapi bencana mengingat kondisi geografis Indonesia.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 23 Apr 2021, 16:12 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2021, 16:12 WIB
Megawati Soekarnoputri dalam acara BMKG.
Megawati Soekarnoputri saat meresmikan Gerakan Budaya Siaga Bencana yang diinisiasi oleh BMKG. (Foto: Istimewa).

Liputan6.com, Jakarta Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri mengajak semua pihak untuk siaga menghadapi bencana mengingat kondisi geografis Indonesia.

Adapun hal ini disampaikannya saat meresmikan Gerakan Budaya Siaga Bencana yang diinisiasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara virtual.

Turut hadir dalam acara tersebut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala BNPB Doni Monardo, Kepala Basarnas Marsda (TNI) Henri Alfiandi, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

"Maka Gerakan Budaya Siaga Bencana ini dicanangkan. Supaya tak sekedar jadi slogan, supaya segera dilaksanakan," kata Megawati, Jumat (23/4/2021).

Dirinya meyakini bahwa menghadapi bencana dan meminimalisasi kerusakan bisa dilakukan asal semuanya mau bergotong rotong. Dia lalu menceritakan pengalaman Jepang, yang pemerintahnya dan rakyatnya, selalu belajar untuk siap menghadapi bencana. Sejumlah hal detil diperhatikan, kata Megawati, hingga soal tas ransel, alarm siaga, dan jalur evakuasi.

Siaga bencana juga mencakup penelitian mendalam soal jenis-jenis bencana yang mungkin hadir. Hingga bagaimana memperbaiki manajemen bantuan pasca bencana yang lebih baik.

"Maksud saya, mari kita gotong royong merubah berbagai hal. Satu adalah tata ruang. Kedua, urusan data gunung yang belum bisa sinkron," kata Megawati.

"Kalau kita cuma sharing tanpa follow up, bagaimana kita menolong rakyat? Rakyat itu kerap hanya pasrah. Dengan demikian, maka harus ada pelajaran dan simulasi sebelum bencana," lanjutnya.

Hasto yang menjadi moderator acara mengucapkan rasa terima kasih karena sudah meresmikan gerakan tersebut.

Dia lalu meminta agar Megawati menyerahkan secara virtual sebuah tas yang merupakan wujud peluncuran Gerakan Budaya Siaga Bencana itu. Tas itu berjenis tas ransel berwarna merah, yang terinspirasi dari ransel warga Jepang yang selalu siap jika mendadak terjadi gempa dan tsunami di sana.

Hasto memanggil Doni Monardo dan Dwikorita Karnawati untuk ke depan panggung, menerima tas itu secara simbolis dari Megawati, dan secara fisik dari dirinya. "Jadi ini seperti yang ada di Jepang seperti diceritakan oleh Bu Mega," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pernyataan BMKG

Kepala BMKG Dwikorita mengatakan bahwa di tahun 2002, saat masih menjadi wakil presiden, Megawati Soekarnoputri tampaknya mempunyai visi jauh ke depan soal bencana alam yang akan semakin meningkat di Indonesia. Sehingga mengantisipasi dengan menetapkan BMKG sebagai organisasi mandiri seperti saat ini.

"Berkat keputusan inilah BMKG bisa berkembang seperti saat ini, meskipun banyak hal yang mesti kita pelajari. Terima kasih kepada Ibu Presiden Kelima Bu Megawati yang telah membesarkan dan menguatkan BMKG," ujar Dwikorita.

"Walau kami juga memohon maaf karena belum bisa mewujudkan korban nol, atau zero victim. Kami berkomitmen bekerja sama terus dengan aparat negara dan pemerintahan daerah membangun kesiapsiagaan bencana melalui program ini demi mencapai zero victim," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya