Liputan6.com, Jakarta - Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto menjelaskan alasan pihak TNI AL memilih Korea Selatan untuk menjadi tempat overhoul atau pemeriksaan kapal selam KRI Nanggala-402 pada 2012. Hal itu karena telah memiliki izin ekspor lisensi dari Jerman.
"Overhoul di Korea itu karena Korea sudah mendapat izin ekspor lisensi, dari Jerman untuk melaksanakan overhoul dari negara pembuatnya," kata Iwan saat konferensi pers di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur (Jaktim), Selasa (27/4/2021).
Advertisement
Baca Juga
Dia pun menjelaskan bahwa Korea Selatan juga merupakan negara yang telah dipercaya dan mumpuni dalam membangun kapal selam asal Jerman tersebut. Terlebih, setidaknya Korea Selatan telah membangun sebanyak 9 kapal selam tipe U-Boat 209 sehingga mereka pun telah memiliki lisensi ekspor.
Advertisement
"Sehingga mempunya kemampuan pelaksanakan perbaikan sendiri, membuat sendiri, jadi itulah mengapa Cakra dan Nanggala dilakukan overhoul di Korea Selatan. Dan tidak jauh dengan apa yang dimiliki oleh Jerman saat itu," ujarnya.
Kemudian, Iwan juga menyoroti terkait jumlah personel bisa bertambah menjadi 50 orang atau lebih setelah dilakukan overhoul KRI Nanggala 402. Karena kata dia, telah ditambahkan peralatan escape untuk para awak kapal selam.
"Sehingga mengapa saya menjadi komandan perbaikan di sana, saya ingin dilengkapi peralatan escape di KRI Nanggala. Sebelumnya memang 33 (personel) tapi dengan adanya moderenisasi kita sesuaikan dengan jumlah di Indonesia untuk jumlahnya menjadi 50," katanya
"Jadi kalau hanya alasan tempat tidurnya (berjumlah 33) sekian, kita hotbank juga tidurnya di tempat di RDO, Gladak pun kita bisa tidur di sana enggak masalah karena disitulah kita bisa tidur disana," tambahnya
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Banyak Dipakai Beberapa Negara
Lebih jauh, dia mengatakan kalau kapal semacam KRI Nanggala-402 bila dilakukan pemeliharaan dengan baik setidaknya bisa digunakan 30 sampai 40 tahun. Oleh sebab itu kapal selam tipe U-Bout 209 buatan Jerman ini masih cukup banyak dipakai oleh beberapa negara.
"Bukan kita saja yang menggunakan. India menggunakan Negara Amerika latin itu masih hampir semuanya menggunakan dan beberapa masih aktif. Bahkan Brasil ada yang lebih tua, dibandingkan dengan KRI Nanggala-402," terangnya.
Sebelumnya, Kapal Selam KRI Nanggala- 402 untuk saat ini telah ditemukan dan untuk ke-53 personilnya telah dinyatakan gugur. Hal itu setelah dinyatakan hilang kontak sejak Rabu (21/4) lalu.
Â
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com
Advertisement