Liputan6.com, Jakarta - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengajak masyarakat Indonesia belajar dari pengalaman terhadap penanganan kasus Covid-19 di Indonesia ini. Dia mengatakan bahwa kenaikan kasusdi Indonesia selalu terjadi setelah momentum libur panjang karena adanya mobilitas manusia.
Untuk itu, kata dia, pemerintah dengan tegas menetapkan pelarangan mudik lebaran tahun ini. Dia kemudian menyebutkan data kenaikan kasus pada bulan Agustus-September 2020 di Jakarta saat libur peringatan Hari Kemerdekaan dan Maulid Nabi.
"Di Jakarta terutama pada bulan Agustus-September tahun lalu, RSDC Wisma Atlet itu tiba-tiba kedatangan pasien yang jumlahnya ratusan orang sehari, sehingga ambulance harus antre masuk ke kawasan wisma atlet,” kata Doni Monardo dikutip dari siaran pers BNPB, Jumat (7/5).
Advertisement
Dia pun berharap masyarakat memahami tujuan larangan mudik yang ditetapkan Pemerintah Indonesia. Jenderal bintang tiga ini kembali menegaskan kembali bahwa larangan mudik tersebut bertujuan untuk melindungi segenap masyarakat Indonesia. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo 'Solus Populi Suprema Lex atau keselamatan masyarakat menjadi hukum yang tertinggi'.
"Mohon maaf yang punya niat mudik tidak bisa terlaksana tahun ini. Mohon bersabar, karena keputusan ini diambil tidak mudah, berdasarkan data yang dikumpulkan setahun terakhir,” katanya.
Doni mengatakan bahwa dalam masa pandemi covid-19 sekarang ini, menjaga kesehatan dan keselamatan merupakan kewajiban yang harus diutamakan. Sementara itu, bentuk silaturahmi secara fisik termasuk hal yang disunnahkan. Dia pun mengajak masyarakat untuk melaksanakan apa yang diwajibkan dulu.
"Hukum agama, kita harus memahami bahwa yang sunnah ini harus dinomorduakan. Silaturahmi itu sunnah, menjaga kesehatan dan keselamatan itu wajib,” jelas Doni.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jangan Sampai Ada yang Tertekan
Dia pun berharap tidak ada masyarakat yang tertekan atas aturan larangan mudik pemerintah yang sudah dimulai sejak 6 Mei kemarin hingga 17 Mei mendatang. dia ingin, masyarakat Indonesia saling menasehati, tidak sungkan untuk mengedukasi masyarakat lainnya akan bahaya mudik. Larangan mudik, kata dia, bertujuan untuk mencegah gelombang tsunami Covid-19 seperti India.
"Tugas kita adalah saling menasehati agar kita semua bersabar. Jangan sampai ada yang tertekan,” harapnnya.
"Jangan lengah, jangan anggap enteng, Covid-19 kasusnya (bisa) tiba-tiba meledak nanti kalau kita tidak hati-hati,” lanjutnya.
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka.com
Advertisement