6 Perkembangan Terkini Kasus Covid-19 yang Disampaikan Wamenkes

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono memprediksi kasus positif Covid-19 akan meningkat signifikan sebagai dampak libur Lebaran Idul Fitri 2021.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 28 Mei 2021, 08:05 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2021, 08:05 WIB
Wamenkes Dante Saksono meninjau vaksinasi massal tenaga kesehatan di Surabaya (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Wamenkes Dante Saksono meninjau vaksinasi massal tenaga kesehatan di Surabaya (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyampaikan sejumlah perkembangan terkini kasus Covid-19.

Salah satunya, dirinya memprediksi kasus positif Covid-19 akan meningkat signifikan sebagai dampak libur Lebaran Idul Fitri 2021. Puncak peningkatan kasus Corona ini akan terjadi pada pertengahan Juni 2021.

"Berdasarkan analisis dari moving average yang terjadi, maka kemungkinan kasus akan meningkat dan mencapai puncaknya pada pertengahan Juni," ujar Dante dalam rapat bersama Komisi IX DPR, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 27 Mei 2021.

Selain itu, menurut Dante, saat ini pemerintah sudah menemukan 54 kasus varian baru Covid-19 di Indonesia.

Varian baru Covid-19 tersebut yakni B117 asal Inggris, B1617 dari India, dan B.1.351 asal Afrika Selatan.

"Dari total 54 kasus varian baru Covid-19, 35 di antaranya kasus import. Sedangkan 19 kasus varian baru Covid-19 lainnya hasil transmisi lokal," papar dia.

Berikut 6 hal terkini yang disampaikan Wamenkes Dante Saksono Harbuwono terkait kasus Covid-19 dihimpun Liputan6.com:

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Puncak Peningkatan Covid-19 Usai Lebaran Terjadi Pertengahan Juni 2021

Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 (Foto: Shutterstock By angellodeco)

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono memprediksi kasus positif Covid-19 akan meningkat signifikan sebagai dampak libur Lebaran Idul Fitri 2021. Puncak peningkatan kasus Corona ini akan terjadi pada pertengahan Juni 2021.

"Berdasarkan analisis dari moving average yang terjadi, maka kemungkinan kasus akan meningkat dan mencapai puncaknya pada pertengahan Juni," ujar Dante dalam rapat bersama Komisi IX DPR, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 27 Mei 2021.

Dante menyebut, kemungkinan peningkatan kasus Covid-19 dampak libur Lebaran Idul Fitri 2021 mencapai 50 persen.

Namun, kata dia, angka ini lebih rendah jika dibandingkan peningkatan kasus Covid-19 dampak libur Lebaran Idul Fitri 2020 yang menembus 93 persen.

"Kita asumsikan pada pertengahan Juni akan terjadi peningkatan sebanyak 50 persen kasus dibandingkan dengan sebelumnya pada liburan pasca Idul Fitri," ucap Dante.

 


Pastikan Pemerintah Siap Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19

Teori Konspirasi Seputar Pandemi Covid-19
Ilustrasi Konspirasi Penemuan Vaksin Covid-19 Credit: pexels.com/Polina

Meski begitu, Dante memastikan pemerintah sudah mempersiapkan sejumlah hal untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.

Di antaranya, kata dia, menyediakan obat hingga 50 persen dan oksigen.

"Karena oksigen ini sangat vital maka kami menambah kapasitas mutu dan penambahan jumlah oksigen yang cukup baik," terang Dante.

 


Temukan 54 Kasus Varian Baru Covid-19

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Dante kemudian mengatakan, pemerintah sudah menemukan 54 kasus varian baru Covid-19 di Indonesia. Varian baru Covid-19 tersebut yakni B117 asal Inggris, B1617 dari India, dan B.1.351 asal Afrika Selatan.

Dari total 54 kasus varian baru Covid-19, 35 di antaranya kasus import. Sedangkan 19 kasus varian baru Covid-19 lainnya hasil transmisi lokal.

"Artinya, bahwa sudah ada penyebaran kontaminasi lokal di Indonesia untuk varian of concern yang terjadi secara mutasi," kata Dante.

Dante menyebut, 54 kasus varian baru Covid-19 ditemukan di sejumlah daerah di Indonesia, di antaranya Cilacap.

Di Cilacap, kasus varian baru Covid-19 dibawa anak buah kapal (ABK) Filipina. Kapal tersebut sempat berlabuh di pelabuhan India sebelum masuk ke Cilacap.

"Kami melakukan pemeriksaan skrining genomik (terhadap ABK Filipina), ternyata ada 14 kasus mutasi. 14 kasus mutasi tersebut ternyata menularkan kepada 31 nakes," papar dia.

 


Sebut Tingkat Penularan Varian Baru Covid-19 Lebih Cepat

Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela))
Ilustrasi corona covid-19 (Foto: Pixabay/fernando zhiminaicela)

Dante menuturkan, tingkat penularan varian baru Covid-19 sangat tinggi.

Berdasarkan analisis terhadap temuan kasus di Cilacap, tingkat penularan atau CT Value varian baru Covid-19 asal India itu mencapai angka 3,35.

"Dari 14 kasus menjadi 49 kasus ini artinya laju penularannya kira-kira 3,35 kali lipat dibandingkan dengan target kita seharusnya laju penularan kurang dari 0,9 atau paling tinggi 1," kata dia.

 


Pastikan Kemenkes Pantau Terus BOR dan Pelayanan Covid-19 Daerah

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona di Ruang ICU RS Wuhan
Liu Huan (kanan), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memasuki sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Dante lalu menyampaikan penilaian kondisi bed occupancy rate (BOR) dan pelayanan Covid-19 daerah kepada Komisi IX DPR RI. Ia menyebut, BOR rata-rata memiliki kapasitas yang sangat terbatas.

Terkait penilaian, Dante menyebut tak ada daerah yang mendapat nilai A dan B. Untuk DKI Jakarta bahkan mendapat penilaian kategori E terkait bed occupancy rate dan tracing Covid-19.

"Bed occupancy rate rata-rata seluruh Indonesia masih punya kapasitas yang terbatas, BOR perlu terus dimonitor dengan ketat," ujar Dante.

 


Sebut Jakarta Dapat Nilai E Penanganan Covid-19

FOTO: Kesibukan Tim Medis Bawa Pasien COVID-19 ke Wisma Atlet
Petugas jaga mengecek data pasien COVID-19 yang dibawa petugas medis di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Kamis (10/9/2020). Pemerintah menyiapkan 2.700 tempat tidur di RSD Wisma Atlet untuk merawat pasien COVID-19 dengan kondisi sedang dan ringan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Untuk data penilaian, lanjut Dante, Kemenkes akan memberikan perhatin khusus bagi daerah dengan penilaian D dan E.

"Ada beberapa daerah yang mengalami masuk kategori D dan ada yang masuk kategori E seperti Jakarta tapi ada juga yang masih di C artinya tidak terlalu BOR dan pengendalian provinsinya masih baik," ucap Dante.

Adapun dari 34 Provinsi di RI, hanya DKI Jakarta yang mendapat nilai E. Dante menyebut DKI Jakarta berada pada kondisi kapasitas keterisian tempat tidur yang tak terkendali. Selain itu, upaya tracing di Ibu Kota juga masih buruk.

"Begitu juga kualitas pelayanan. Atas rekomendasi tersebut maka kami perlihatkan masih banyak yang masih dalam kondisi kendali kecuali di DKI Jakarta ini kapasitasnya E, karena di Jakarta BOR sudah mulai meningkat dan juga kasus tracing-nya tidak terlalu baik," pungkas Dante.


Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran
Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya