Warga Keluhkan Naiknya Harga Tabung Oksigen hingga 5 Kali Lipat di Tengah Pandemi Covid-19

Masyarakat mengeluhkan kelangkaan tabung oksigen yang beredar di pasaran. Kesulitan semakin bertambah dengan harga tabung oksigen yang naik ditengah lonjakan angka penyebaran Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2021, 04:18 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2021, 04:18 WIB
Masyarakat mengeluhkan kelangkaan tabung oksigen yang beredar di pasaran. Kesulitan semakin bertambah dengan harga tabung oksigen yang naik ditengah lonjakan angka penyebaran Covid-19.
Masyarakat mengeluhkan kelangkaan tabung oksigen yang beredar di pasaran. Kesulitan semakin bertambah dengan harga tabung oksigen yang naik ditengah lonjakan angka penyebaran Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat mengeluhkan kelangkaan tabung oksigen yang beredar di pasaran. Kesulitan semakin bertambah dengan harga tabung oksigen yang naik ditengah lonjakan angka penyebaran Covid-19.

Hal itu pun turut dirasakan Indra, salah satu warga Jakarta yang ditemui merdeka.com di salah satu lokasi pengisian ulang oksigen di daerah Manggarai pada Sabtu (3/7/2021).

"Jadi yang langka itu tabungnya, susah sekali nyari tabung itu. Kalau tempat pengisian oksigennya sih masih lumayan banyak lah," katanya.

Dia pun menceritakan akibat kelangkaan ini, baru berhasil mendapatkan tabung oksigen setelah hampir seharian mencari di daerah Pasar Pramuka dan sekitarnya.

"Kemarin saya cari kemana-mana engga ada, nah ketemu di Pasar Pramuka itupun harganya naik. Biasanya Rp 500 jadi Rp 2,5 juta. Mau engga mau saya beli," ujarnya.

Walau terpaksa membeli dengan harga tinggi, Indra masih tetap bersyukur bisa mendapatkan tabung oksigen yang akan dipakai untuk keluarganya di rumah.

Masih di lokasi yang sama, Faisal warga Jakarta yang sedang mengantre mengisi oksigen mengeluhkan banyak tempat pengisian yang tutup karena kehabisan stok.

Menurutnya, dari tempat biasanya mengisi ulang oksigen di daerah Jakarta Timur sudah pada tutup. Sehingga mau tidak mau dia harus mencari ketempat yang lain, hingga akhirnya dia menemukan di Manggarai.

"Saya tahu disini setelah viral banyak yang ngisi, yaudah saya ikutan," katanya.

Alhasil, dia yang sudah mengantri sejak pukul 13.00 WIB siang pun baru mendapatkan oksigennya menjelang sore hari. Menurutnya, dalam satu minggu kebelakang kelangkaan oksigen sangat terasa.

"Udah ngantri dari jam 1 siang, biasanya saya ngisi di sebrang Pasar Pramuka tapi tutup," katanya.

Lanjutnya, oksigen itu nantinya akan digunakan oleh anggota keluarganya yang sakit paru-paru dimana sudah harus wajib menggunakan oksigen. Sehingga, mau tidak mau dia harus mendapatkan oksigen tersebut.

"Oksigen buat keluarga saya, yang sakit akibat ngerokok. Jadi dia harus pakai oksigen, sehari bisa tiga tabung oksigen. Tapi alhamdulilah baru selesai terapi jadi bisa cuman satu tabung sehari. Kondisi kaya gini harus dihemat betul (penggunaan oksigen)," imbuhnya.

Kenaikan Harga Isi Ulang Oksigen

Sedangkan dari pantauan merdeka.com di lokasi pengisian oksigen daerah Manggarai tersebut, kesibukan sangat nampak terlihat.

Para pekerja pun terlihat tak ada henti-hentinya silih bergsnti mengisi tabung oksigen yang sudah berbaris. Disamping itu toko yang sebelumnya viral di media sosial, karena terjadi kerumunan pun telah mengantisipasi dengan hanya menaruh tabungnya saja.

"Ya emang rakyatnya banyak yang ngisi, kaga kaya biasanya, engga berenti-berenti yang datang. Makanya kalau kita tidak stopin membludak banget, sampai disamperin Satpol PP kan kemarin," kata Erfan selaku penjual oksigen di toko daerah Manggarai tersebut.

"Makanya sekarang tabungnya aja yang ngantri. Orangnya jangan. Soalnya kalau ditutup ya kasian juga orang-orang yang butuh," tambahnya.

Erfan mengakui jika saat ini tokonya dalam beberapa hari kebelakang mengalami kenaikan penjualan dua kali lipat.

"Hari ini karena biasanya sih hitungan tabung yang kecil itu 40 sampai 60 tabung. Kalau sekarang 100 sampai 150 tabung. Saat normal biasanya dua hari 80 tabung. Kalau sekarang sehari aja udah 80 tabung,  tuturnya.

Lalu, Erfan menyampaikan jika sampai saat ini tokoknya yang memiliki stok tabung refil sekitar 300 tersebut pun tak merasa kesulitan untuk mengisi ulang di pabrik. Walaupun harus dibatasi.

"Klau isinya cuman dibatasi, kita kan dari pabrik karena liquidnya menipis. Dan sama mereka fokus buat yang ke rumah sakit. jadi depot yang ini dibatasin," ujarnya.

"Biasa kita dua hari itu bisa 100 tabung lebih dibawa semua. nah sekarang dijatahin palingan maksimal 80 tabung. Ngisinya di pabrik langsung di Cikarang atau Pulo Gadung," lanjutnya.

Adapun saat ini, kata Erfan, untuk pengisian ulang oksigen mengalami kenaikan harga sekitar Rp3 ribu. Dari semula Rp15 ribu naik menjadi Rp18 ribu per M³ (meter kubik).

"Ada sih kenaikan harga sedikit, dari Rp15 ribu jadi Rp18 ribu buat per satu meter kubik itu yang kecil," sebutnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Luhut Minta Prioritaskan Produksi Oksigen

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan meminta untuk memastikan persediaan oksigen tetap aman kepada Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Sektor industri harus prioritaskan produksi oksigen untuk kebutuhan medis.

Satgas juga akan berkoordinasi langsung dengan Menteri Kesehatan jika menghadapi kesulitan dalam menjalankan tugasnya. "Kami sudah rapat, Insya Allah tidak ada masalah soal ini, termasuk obat-obatan," kata Luhut.

Namun, baru-baru ini terlihat adanya antrean begitu panjang. Antrean untuk pengisian tabung oksigen mengular hingga ke jalan raya di Jakarta.

Sebuah video memperlihatkan antrean panjang masyarakat luas. Bukan sembako ataupun bantuan sosial, mereka mengantre untuk mengisi tabung oksigen. Bahkan, antrean tersebut hingga ke jalan raya di Jakarta.

"Kamis (01/07) Terlihat antrean cukup panjang untuk pengisian tabung oksigen di Jalan Minangkabau timur, Jakarta siang ini," tulisnya dalam keterangan video dikutip dari akun Instagram cetul.22.

Kebutuhan akan oksigen meningkat karena melonjaknya kasus Covid-19. Ledakan kasus sempat terjadi beberapa kali. Terjadi rekor tertinggi selama pandemi melanda negeri ini.

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya