Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan pemerintah telah memesan 10.000 oksigen konsentrator dari Singapura. Hal ini untuk mengatasi kelangkaan tabung oksigen akibat lonjakan kasus Covid-19 di Indomesia.
"Sekarang sudah ada kita pesan 10.000 dan sebagian sudah mulai datang pakai pesawat Hercules dari Singapura dan juga kita akan ambil dari tempat lain, bila kita rasakan masih ada kekurangan," kata Luhut dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (6/7/2021).
Menurut dia, oksigen konsentrator mengambil udara bebas yang kemudian diproses dan dapat dihirup. Luhut menyebut oksigen konsentrator nantinya diperuntukkan bagi pasien bergejala ringan.
Advertisement
"Kita arahkan supaya (tabung) oksigen ini murni menolong orang yang diisolasi dan rawat intensif. Sedangkan, yang (gejala) ringan itu kita akan gunakan apa yang disebut oxygen concentrator," jelasnya.
Luhut mengakui bahwa suplai tabung oksigen sempat tak mencukupi kebutuhan medis dalam beberapa hari lalu. Kemudian, pemerintah melalukan berbagai upaya memenuhi kebutuhan tabung oksigen untuk sektor kesehatan dalam 2-3 hari terakhir.
"Kami mobilisasi dari mana-mana, ada ambil dari Morowali 21 dan sudah sampai kemarin di Jakarta dan hari ini sudah didistribusi. Saya kira Anda bisa lihat di Tanjung Priok sekarang. Kemudian, kita juga buka tadi oksigen yang ada di Cilegon dan kemudian oksigen yang ada di Batam," ujar dia.
"Sekarang kita bahkan 100 persen oksigen yang dari industri untuk membantu dulu kesehatan," sambung Luhut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Siapkan Skenario Terburuk
Di samping itu, pemerintah juga telah menyiapkan skenario terburuk apabila kasus Covid-19 terus melonjak naik hingga 40.000-50.000 kasus per hari. Mulai dari memastikan suplai obat, oksigen, hingga fasilitas di rumah sakit.
Luhut memastikan bahwa stok oksigen tercukupi menghadapi lonjakan kasus Covid-19. Bahkan, jika kasus tembus 60.000-70.000 per hari, stok oksigen diprediksi masih tercukupi.
"Oksigen sampai hari ini kami hitung, sudah dibuat skenario oleh tim itu bisa sampai 5.000 mungkin malah paling jelek Kita sudah bikin sampai 60.000-70.000 kasus per hari. Tetapi kita tidak berharap itu terjadi," tutur Luhut.
Â
Advertisement