Sahroni NasDem Kritik Petugas PPKM Darurat: Harus Humanis

Ahmad Sahroni, mengkritik petugas PPKM Darurat yang bersikap arogan kepada masyarakat dalam upaya menertibkan.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Jul 2021, 21:20 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2021, 21:20 WIB
Sahroni
Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

Liputan6.com, Jakarta Bendahara Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Sahroni, mengkritik petugas PPKM Darurat yang bersikap arogan kepada masyarakat dalam upaya menertibkan.

Diketahui baru-baru ini yang ramai dibicangkan adalah Satpol PP di Gowa, Sulawesi Selatan.

Dia berharap, semua petugas PPKM Darurat bisa lebih humanis dalam menjalankan pekerjaan mereka, terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti ini.

"Jujur saya kecewa. Kondisi mereka sudah sangat sulit karena adanya PPKM Darurat ini. Terbayang ekonomi mereka juga hancur. Jadi tolong lah untuk para petugas di lapangan, jika memang ingin menertibkan warga, maka lakukan dengan humanis, jangan arogan," kata Sahroni dalam keterangannya, Jumat (16/7/2021).

Menurut dia, pendekatan humanis ini penting untuk memberikan pengertian tentang aturan PPKM Darurat. Petugas juga harus mengerti kondisi masyarakat yang tengah kesusahan karena pandemi Covid-19.

"Kondisi seperti ini, kita harus saling paham. Mungkin petugas bisa menertibkan dengan lebih humanis, misalnya dengan dijelaskan baik-baik dan diberi pengertian. Lagi pula kan dalam aturannya warung boleh buka, asal take away. Jadi yang ditertibkan pengunjungnya, bukan menghajar warungnya," ungkap Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini.

Sahroni juga menambahkan, bahwa tegas bukan berarti kasar. Selain melalui edukasi, petugas juga bisa memberlakukan aturan hukuman lain yang lebih ringan dan tidak terkesan arogan.

"Misalnya, selain menggalakkan edukasi, petugas juga bisa menghukum dengan hukuman seperti push up atau yang lain, bukan dipukul," kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Peduli dengan Masyarakat

Sahroni berharap, para petugas bisa lebih peka dengan keadaan masyarakat sekarang.

"Kalau seperti sekarang kan rakyat kasihan. Sudah lapar, dipukuli pula," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya