Liputan6.com, Jakarta - Tujuh warga binaan korban kebakaran Lapas Kelas I Tangerang masih dirawat intensif di RSUD Kabupaten Tangerang, Banten. Saat ini, kondisinya masih memprihatinkan.
"Dari 7 orang ini, kurang lebih ada 5 orang yang masih parah karena ada trauma jalan napas. Berdasarkan cerita pasien yang bisa diajak komunikasi, mereka di dalam (lokasi kebakaran) lebih dari satu jam," kata Kepala Humas RSUD Kabupaten Tangerang Hilwani, Jumat (10/9/2021).
Pihak RSUD Kabupaten Tangerang juga akan melakukan operasi dua kali dalam sepekan kepada para korban luka berat akibat kebakaran Lapas Tangerang. Operasi akan dilaksanakan mulai Senin pekan depan.
Advertisement
"Rencananya operasi semua pasien luka bakar ini Senin. Akan dioperasi dua kali seminggu kemudian evaluasi," terang Hilwani.
Para pasien yang sudah dua kali menjalani operasi pertama akan dievaluasi selama tiga pekan ke depan.
"Nanti perbaikan luka dievaluasi selama berangsur tiga minggu ke depan tergantung kondisi pasien. Kalau bertahan akan operasi terus, kalau tidak ya tidak operasi," ungkapnya.
Dia menjelaskan, setiap pasien akan ditangani setidaknya oleh tiga tenaga medis, mulai dari dokter spesialis anastesi, ahli bedah plastik, dan perawat yang membantu operasi.
"Operasi ada dokter anestesi, ada dokter bedah plastik. Sama perawat bisa lebih dari tiga untuk satu kasus pasien. Operasinya bisa berjalan 1-5 jam bisa lebih tergantung kondisi," jelas Hilwani.
2 Korban Masih Tak Sadarkan Diri
Hilwani juga mengatakan, ada beberapa pasien yang saat ini tengah dalam kondisi memprihatinkan, yakni pasien berinisial S dan N yang sampai saat ini belum sadarkan diri.
"Ada satu pasien kondisinya kritis, dari awal luas luka bakar 98 persen, ada dengan trauma instalasi juga jadi kondisi masih kritis yakni tuan N," jelas Hilwani.
Ia menjelaskan, hampir seluruh badan N mengalami luka bakar dan tidak sadarkan diri, sehingga belum bisa dilakukan operasi.
"Kondisinya tidak stabil, dia luka bakar luasnya 98 persen dan operasinya ini kan seluruhnya luka depan belakang dioperasi. Dengan kondisi yang tidak stabil ini risiko berat sekali," ungkap Hilwani.
Kemudian, pasien S ini diakui Hilwani menderita luka bakar yang tergolong sedikit hanya 13,5 persen.
Kendati demikian, S tak sadarkan diri dan tidak stabil lantaran organ dalamnya terlebih paru-paru sudah terbakar asap saat kebakaran terjadi.
Untungnya ada dua pasien lain yang sudah sadarkan diri dari insiden maut tersebut. Keduanya adalah Y dan J yang sudah siuman dan bisa diajak berkomunikasi lantaran memiliki luka bakar hanya 25 persen dan tidak ada kerusakan organ dalam.
"Membaik itu yang tuan Y sama J. Dua yang sadar bisa komunikasi, lalu satu kondisi relatif stabil, jadi ada 4 yang kondisinya tidak baik," kata Hilwani.
Semua pasien dengan luka bakar akan dilakukan operasi Debridement untuk pengangkatan jaringan-jaringan tubuh yang mati akibat terbakar dalam waktu yang cukup lama.
Nantinya, dari operasi Debridement itu diharapkan pasien akan sembuh dalam waktu tiga pekan ke depan.
"Operasi pemeriksaan luka pengangkatan jaringan-jaringan yang mati. Kemudian tujuannya mengurangi peradangan sehingga nanti diharapkan kurang lebih dalam waktu tiga minggu itu lukanya berangsur dengan baik," papar Hilwani.
Dari informasi yang didapatkan, ketujuh pasien yang masih menjalani perawatan adalah N (34), Y (33), M (44), I (27), H (42), T (50) dan S (35).
Advertisement