Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kebudayaan (Disbud) DKI Jakarta memberikan rekomendasi pemugaran transformasi Gedung Sarinah, Jakarta Pusat. Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana menyebutkan surat rekomendasi pemugaran merupakan bagian dari upaya perlindungan yang DKI Jakarta lakukan terhadap Bangunan Cagar Budaya Jakarta.
"Gedung Sarinah memiliki latar belakang sejarah yang tidak boleh terlupakan dalam sejarah perkembangan kota di Jakarta. Di dalam Sarinah nanti, masyarakat akan menikmatinya bukan hanya sekadar belanja, tapi juga unsur kepariwisataan, sejarah, serta kekayaan budaya Nusantara,” terang Iwan pada wartawan, Jumat (10/9/202).
Baca Juga
Dalam memberikan rekomendasi, Disbud Provinsi DKI Jakarta meminta pertimbangan dari Tim Sidang Pemugaran (TSP).
Advertisement
“Tim (TSP) beranggotakan ahli pelestarian dari berbagai disiplin ilmu, hingga kemudian diterbitkan surat rekomendasi pemugaran,” katanya.
Gedung Sarinah diketahui merupakan bangunan tinggi atau bangunan pencakar langit pertama di Jakarta, serta bangunan campuran modern yang terdiri dari 1 lantai basement dan 14 lantai. Bangunan ini memiliki arsitektur gaya internasional dengan ciri utama terdapat menara yang berada di bagian belakang plaza.
Pembangunan Gedung Parkir
Dalam transformasinya, PT Sarinah (Persero) berencana melakukan pembangunan gedung parkir nonpermanen. Gedung parkir tersebut akan diletakkan di posisi timur Gedung Sarinah, sehingga tidak menghalangi eksposur Gedung Sarinah dari Jalan M.H. Thamrin, Jalan Wahid Hasyim, dan Jalan Sunda.
Gedung Parkir tersebut terdiri dari 4 lantai dengan desain yang mempertimbangkan ruang hijau untuk merespons Kawasan Cagar Budaya Menteng, sehingga visual tidak terhalang, dan juga tetap menjaga kualitas penghijauan.
Gedung Sarinah dalam sejarahnya merupakan salah satu bangunan yang dibangun bersamaan dengan proyek-proyek besar lainnya (proyek besar tersebut terdiri dari Lapangan Medan Merdeka beserta Monumen Nasional, Jalan M.H. Thamrin, dan Gedung Sarinah beserta Plaza dan Kolam Pantul di depannya).
Pembangunan proyek besar ini digagas oleh Presiden pertama, Ir. Soekarno, setelah mengunjungi beberapa negara di dunia.
Advertisement