Epidemiolog: Semua Vaksin Covid-19 Terbukti Efektif dan Aman

Ahli Epidemiologi dari FKM UI Iwan Ariawan menganjurkan masyarakat Indonesia tidak usah pilih-pilih merek vaksin Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2021, 21:24 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2021, 18:15 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Semua vaksin Covid-19 yang digunakan Pemerintah Indonesia sudah terbukti efektif dan aman. Kini, kasus aktif Covid-19 di Indonesia pun terus mengalami penurunan.

Berdasarkan Worldometers, total kasus aktif orang yang terinfeksi virus corona di Tanah Air tercatat sebanyak 18.388 orang pada Senin, 18 Oktober 2021. Jumlah itu menempatkan kasus aktif Covid-19 di Indonesia di peringkat ke-21 Asia, tepat berada di bawah Afghanistan yang memiliki 21.487 kasus aktif orang yang terinfeksi virus corona.

Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan menganjurkan masyarakat Indonesia tidak usah pilih-pilih merek vaksin Covid-19.

"Jadi, begitu ada kesempatan vaksin, langsung vaksin, karena kan sebetulnya vaksinasi ini kita berkejaran dengan kita, sudah dapat vaksin membentuk antibodi duluan atau kita kena Covid-19 duluan," kata Iwan Ariawan kepada wartawan, Senin (18/10/2021).

Iwan mengatakan risiko tertular Covid-19 saat ini masih lumayan tinggi.

"Semua vaksin yang beredar di Indonesia kan sudah dievaluasi efektivitas dan keamanannya oleh para ahli maupun lembaga resmi oleh BPOM. Jadi semua vaksin yang dipakai pemerintah kan sudah terbukti itu efektivitas dan aman," kata Iwan.

Adapun mengenai adanya beberapa negara yang mensyaratkan vaksin tertentu, dia menilai itu merupakan hak masing-masing negara.

"Meskipun WHO kan sudah buat daftar vaksin mana yang sudah diterima WHO, maksudnya WHO sudah mengevaluasi efektivitasnya dan keamanannya, di dalamnya sudah termasuk Sinovac," ujarnya.

Jadi, dia menjelaskan bahwa vaksin Sinovac itu sudah memenuhi standar.

"Tapi sekali lagi masing-masing negara punya hak dan kebijakan masing-masing, itu kan kedaulatan mereka," ungkapnya.

Pemerintah Indonesia, kata dia, bisa melakukan lobi dengan beberapa negara yang mensyaratkan sertifikat vaksin tertentu. Diplomasi dianggap penting dilakukan.

"Sangat penting misalnya Arab Saudi karena itu bersangkutan dengan ibadah, nah itu perlu ada pembicaraan antarnegara," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan tujuan vaksinasi itu untuk mengendalikan pandemi di tanah air. Tujuan utama vaksinasi itu bukan untuk warga bisa bepergian ke luar negeri.

"Jangan pilih-pilih vaksin saat ini karena vaksinasi melindungi kita dan juga orang lain, semua vaksin sama baiknya untuk kita bersama keluar dari pandemi ini," kata Siti Nadia.

Data Penerima Vaksin

Diketahui, Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah penerima vaksin Covid-19 di Indonesia mencapai 107.503.228 orang. Bertambah 833.258 dari data Sabtu (16/10/2021) pukul 12.00 WIB yang menunjukkan masih 106.669.970 orang.

Hal itu menunjukkan, persentase penerima vaksin dosis satu sebesar 51,62 persen dari target vaksinasi 208.265.720 orang. Sementara penerima vaksin dosis kedua sebanyak 62.732.568 orang atau setara dengan 30,12 persen. Meningkat 565.652 dari data kemarin hanya 62.166.916 orang.

Adapun penerima vaksin Covid-19 dosis ketiga mencapai 1.070.061 atau setara dengan 72,85 persen dari target 1,4 juta orang. Bertambah 4.645 dari data kemarin hanya 1.065.416 orang. Data ini disampaikan Kementerian Kesehatan melalui kemkes.go.id, Minggu (17/10/2021) pukul 12.00 WIB.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya