Hasto PDIP Sebut Banyak yang Daftar Beasiswa Kaji Perbandingan Presiden Jokowi dan SBY

Hasto Kristiyanto mengatakan, secara pribadi terkejut dengan banyaknya yang melamar untuk mendapatkan beasiswa.

oleh Yopi Makdori diperbarui 25 Okt 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2021, 18:00 WIB
Jokowi Melayat Ibunda SBY di Cikeas
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti saat melayat almarhumah Siti Habibah di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (31/8/2019). Ibunda SBY meninggal pada usia 87 tahun di RS Mitra Keluarga Cibubur. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, secara pribadi terkejut dengan banyaknya yang melamar untuk mendapatkan beasiswa yang secara khusus mengkaji perbandingan kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Sebelumnya, Hasto menawarkan memberikan beasiswa untuk membandingkan kepemimpinan Presiden Jokowi dan SBY.

"Peminatnya sangat banyak, mencapai 53 orang. Sebagian besar mengambil program S2 dan S3 dan berasal dari kalangan perguruan tinggi ternama. Ada dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, UIN Banda Aceh, hingga dari Oslo University, Manila University, Universiti Sains Malaysia," kata dia dalam keterangannya, Senin (25/10/2021).

"Kajian penelitian antara lain mencakup ilmu pemerintahan, politik, kebijakan publik, kepemimpinan, psikologi, manajemen, kelembagaan organisasi pemerintahan dan lain-lain," sambungnya.

Hasto menuturkan, keseluruhan penelitian penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

"Dalam kaitannya dengan kepemimpinan nasional, hasil penelitian itu nantinya sangat penting sebagai bagian pendidikan politik bangsa tentang proses menjadi pemimpin, kapasitas pemimpin, prestasi pemimpin, tanggung jawab dan bagaimana legacy seorang presiden diambil. Apakah kepemimpinan seorang presiden benar-benar untuk bangsa dan negara atau hanya untuk kepentingan popularitas semata," kata dia.

 

Kajian Penting

Hasto menuturkan, berbagai kajian terkait kualitas pemilu selama kepemimpinan seorang presiden juga penting, misalnya mengapa dalam era demokrasi dengan kompetisi yang sangat ketat, pada tahun 2009 ada Prapol yang mencapai kenaikan perolehan suara 300%.

Disebutnya, penelitian ini menarik. Apakah hal tersebut sebagai hasil kerja organisasi atau campur tangan kekuasaan.

"Penelitian tentang kualitas pemilu sangat penting, mengingat saat ini sedang dibahas tahapan Pemilu. Bagi PDI Perjuangan upaya peningkatan kualitas Pemilu menjadi tema kajian akademis yang sangat menarik karena obyektif dan bisa metodologinya bisa dipertanggungjawabkan secara akademis," kata Hasto.

Sebelumnya Hasto Kristiyanto membuka pendaftaran beasiswa untuk masyarakat.

Beasiswa itu ditujukan untuk memperbandingan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Beasiswa itu diakui Hasto dari kocek pribadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya