Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel di sela-sela Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di La Nuvola Roma Italia, Minggu (31/10/2021).
Dalam pertemuan itu, Jokowi membahas beberapa isu politik dunia, antara lain perkembangan di Afghanistan.
Jokowi menjelaskan mengenai upaya yang sedang dilakukan Indonesia untuk mencoba membantu Afghanistan. Presiden Michel menilai, sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki pengalaman yang baik dengan Afghanistan.
Advertisement
Baca Juga
Kedua, Jokowi juga membahas isu perubahan iklim dan menyampaikan upaya yang dilakukan Indonesia dalam hal penurunan deforestasi, kebakaran hutan, dan rehabilitasi mangrove.
Menurut dia, semua negara harus bekerja sama mengatasi perubahan iklim dan tidak saling menyalahkan. Hal ini agar semua negara memiliki kemampuan melakukan transisi ekonomi dan transisi energi.
"Teknologi dan investasi menjadi kunci. Hal ini tidak mungkin dilakukan tanpa kerja sama, termasuk dengan negara-negara maju," jelas Jokowi.
Terkait hal ini, Jokowi menegaskan bahwa komitmen Indonesia sangat jelas dan konsisten. Pemenuhan nationally determined contributions atau NDC Indonesia sudah berada pada jalur yang benar.
Pada saat banyak negara masih terus mengalami kebakaran hutan yang hebat, kebakaran hutan di Indonesia justru berkurang 82 persen. Jokowi menyebut Indonesia berhasil menekan deforestasi hingga ke titik terendah dalam 20 tahun.
"Rehabilitasi mangrove akan mencapai 600.000 hektare dalam 3 tahun," kata Jokowi.
Â
Isu Kesehatan
Selain itu, Jokowi juga membahas mengenai isu kesehatan, termasuk rencana dunia membahas Pandemic Treaty. Indonesia menyampaikan kekhawatiran terhadap diskriminasi terhadap beberapa jenis vaksin yang dilakukan oleh Uni Eropa.
Secara singkat, Jokowi turut mendorong agar perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa atau IEU-CEPA dapat segera diselesaikan. Terlebih, perundingan terkait hal tersebut sudah berlangsung selama lebih dari lima tahun.
"Saya sangat berharap perundingan Indonesia-EU CEPA dapat kita selesaikan. Perundingan ini sudah memakan lebih dari lima tahun. Dengan karakter produk yang saling melengkapi, saya yakin CEPA ini akan membawa manfaat besar bagi kita," jelas Jokowi.
Advertisement