Terima Kongres AS, Menag Jelaskan Peran Ormas Jaga Keharmonisan Umat

Menag mengaku bahwa Indonesia juga mengalami sejumlah tantangan dalam merawat harmoni di tengah keragamaan.

oleh Rinaldo diperbarui 13 Nov 2021, 11:26 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2021, 11:26 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas (dokumentasi Kemenag)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menerima sejumlah anggota Kongres Amerika Serikat. Kehadiran mereka di Kantor Kementerian Agama bersama Wakil Dubes Amerika Serikat Michael Kleine.

Anggota Kongres yang hadir adalah Congressman Amerish Babulal Bera, Chairman, House Foreign Affairs Committee’s (HFAC) Subcommittee on Asia, the Pacific and Nonproliferation, Congressman Derek Christian Kilmer, Congressman Juan Carlos Vargas, dan Congresswoman Abigail Anne Davis Spanberger.

Hadir juga, Wakil Dubes Amerika Serikat Michael Kleine, Shiouyu Theresa Lou (Professional Staff Member, HFAC Subcommittee on Asia), Anubhav Gupta (Professional Staff Member, HFAC Embassy Participants), Ambassador Sung Kim, John Sias (Assistant to Ambassador), dan Greg Bauer (Human Rights and Religious Affairs Officer).

Menag sendiri didampingi Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin, Kepala Balitbang-Diklat Achmad Gunaryo, serta para staf khusus dan staf ahli Menteri Agama.

"Kita ini beruntung. Sebab, Indonesia memiliki ormas keagamaan yang mungkin tidak ada di negara lain, dan jumlahnya bisa ratusan," ujar Menag di Jakarta, Jumat (12/11/2021).

"Ini yang selalu membantu kami dalam berkomunikasi dengan akar rumput. Praktis, keharmonisan umat bisa dijaga atas bantuan ormas keagamaan," sambungnya seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.

Menag mengaku bahwa Indonesia juga mengalami sejumlah tantangan dalam merawat harmoni di tengah keragamaan. Menurutnya, Pancasila menjadi titik temu di antara keragaman yang ada.

 

Berjalan Secara Harmoni

Kerukunan umat beragama di Indonesia mendapat apresiasi dari Kongres Amerika. Salah satu anggota kongres Amerika yang hadir, Juan Carlos Vargas, menilai, Indonesia bisa menjadi contoh nyata bahwa prinsip Islam bisa berjalan secara harmoni dengan prinsip demokrasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya