Densus 88 Antiteror Polri Beberkan Struktur Pendanaan Kelompok Jamaah Islamiyah

Densus 88 Antiteror membeberkan struktur pendanaan organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI) mulai dari kepala kelompok, bendahara, hingga pelatihan para pendakwah dalam rangka mempertahankan eksistensi kelompok.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 25 Nov 2021, 17:04 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2021, 17:03 WIB
FOTO: 22 Terduga Teroris dari Jawa Timur Dipindahkan ke Jakarta
Anggota Densus 88 Antiteror menggiring terduga teroris masuk ke dalam mobil saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (18/3/2021). Polri memindahkan 22 terduga teroris jaringan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) dari Jawa Timur ke Jakarta. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kabag Banops Densus 88 Antiteror Kombes Aswin Siregar membeberkan struktur pendanaan organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI) mulai dari kepala kelompok, bendahara, hingga pelatihan para pendakwah dalam rangka mempertahankan eksistensi kelompok.

"Bahwa ada sumber internal ada sumber eksternal. Tapi mungkin dulu di zaman Al Qaeda, sumber pendanaannya dari luar, namun setelah dibekukan aset-asetnya oleh PBB, sehingga mereka harus mencari sumber dana sendiri," kata Aswin di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (25/11/2021).

Menurut Aswin, terduga teroris FS selaku Ketua Baitul Maal (BM) Abdurrahman bin Auf (ABA) menggambarkan bagan struktur organisasi Jamaah Islamiyah. Di mana Amir JI langsung membawahi Bendahara Pusat yang menerima berbagai dana untuk aktivitas terorisme dari BM ABA melalui kurir.

"Ini disederhanakan dari dokumen yang kita dapat. Kemudian ada bidang tajhiz atau (dan) bidang dakwah di bawah bendahara pusat. Ini adalah lapisan yang menggerakkan semua organisasi. Jadi dari, dan ini yang tidak kita kenal nih," jelas dia.

Aswin mengatakan, bidang tajhiz membawahi BM ABA selaku salah satu dari lembaga-lembaga legal yang dibuat JI. Kemudian bidang dakwah membawahi Yayasan Syam Amal Abadi yang membuat beragam yayasan formal, seperti SO dan One Care.

"Kemudian di sebelahnya lagi (di bawah bidang dakwah) ada yayasan madina, kalau mungkin di organisasi seperti steering committee. Jadi kalau pihak sana perlu fund rising, maka pihak sini menyiapkan orang-orang atau dai yang akan berceramah. Jadi yang di sini menyiapkan materi, menyiapkan orang-orangnya," kata Kabag Banops Densus 88 Antiteror ini.

Disisipkan berbagai aktivitas sosial

Aswin melanjutkan, terduga teroris FS bergerak mengumpulkan dana melalui sejumlah organisasi yang dibawahinya dan kemudian kembali menyetorkan ke struktur atas. Dalam pelaksanaannya pun disisipkan berbagai aktivitas sosial yang di mata publik tidak melanggar hukum.

"Seperti pendirian sekolah, pendidikan, pengiriman bantuan ke luar negeri terutama Suriah, pakaian, makanan, dan lain-lain yang dikawal kelompok mereka. Sehingga tidak keliatan seperti itu, padahal itu bagian dari program atau strategi meraih simpati masyarakat yang endingnya penguasaan wilayah dengan dukungan," Aswin menandaskan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya